Rasa cemas pada sesuatu tidak hanya sering dialami oleh orang dewasa. Ternyata kecemasan juga bisa terjadi pada anak-anak yang dapat terjadi secara berkala dan bertahan lama jika tidak ditangani dengan benar. Jika terlanjur terjadi, gangguan kecemasan akan berdampak pada tumbuh kembang anak.
Mendukung anak yang cemas tidak hanya berarti menyediakan lingkungan yang mendidik dan penuh pengertian; mendukung anak yang cemas juga berarti memahami, menerima, dan mengambil tindakan yang akan membantu mereka mengatasi perasaan mereka. Tidak hanya penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, tetapi juga penting untuk menyediakan sumber daya dan pendekatan yang tepat untuk mengelola kecemasan.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu untuk memvalidasi perasaan mereka.
1. Biarkan anak tahu bahwa kecemasan mereka valid dan tidak apa-apa untuk merasa seperti itu. Luangkan waktu sejenak untuk mendengarkan ananda bercerita tentang perasaan mereka tanpa menyela atau menghukum mereka. Biarkan mereka tahu bahwa ayah dan bunda juga mendukung dan menghargai perasaan cemas mereka yang dirasakan. Beritahu anak bahwa merasa cemas adalah wajar dan bahwa banyak orang mengalami hal yang sama. Sebaliknya jangan gunakan kata-kata seperti "Jangan khawatir" karena ini dapat membuat mereka merasa bahwa perasaan mereka tidak benar. Penting untuk mengakui emosi mereka dan menunjukkan empati.
2. Buatlah ruang yang aman untuk anak. Anak-anak dapat merasa lebih aman dan kurang cemas jika memiliki rutinitas yang konsisten. Sesuatu yang sering dilakukan sehingga menjadi rutinitas tidak lagi akan menjadi rintangan. Â Ketika ayah dan bunda tahu ada situasi atau tempat yang memicu kecemasan anak, cobalah untuk menghindarinya atau mempersiapkan ananda dengan baik untuk menghadapi situasi tersebut. Ayah dan bunda juga harus membiasakan memuji ananda atas keberanian mereka untuk mengatasi kecemasan mereka. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang di mana anak merasa nyaman untuk mengekspresikan diri bisa berupa kamar tidur mereka. Yakni misalnya sebuah ruang khusus yang tenang, atau tempat di mana mereka dapat bersantai.
3. Selalu mendengarkan secara aktif. Setiap orang pasti senang jika keluh kesahnya dapat didengar. Begitu pula dengan anak-anak yang notabene senang diperhatikan apalagi oleh kedua orang tuanya. Luangkan waktu untuk mendengarkan anak secara aktif tanpa menghakiminya. Doronglah komunikasi yang terbuka, sehingga mereka dapat mengekspresikan kekhawatiran atau ketakutan mereka. Tambahan juga untuk menghindari dan mengabaikan atau meminimalkan kekhawatiran mereka. Alih-alih berharap rasa cemas itu hilang, justru malah semakin memperluas rasa cemas mereka.
4. Â Mengajarkan kepada anak teknik relaksasi. Siapa bilang hanya orang tua yang membutuhkan relaksasi untuk meminimalisir rasa cemas? Anak-anak juga demikian. Sedini mungkin memahami teknik relaksasi, maka anak akan terbiasa bagaimana mengendalikan rasa cemas. Relaksasi yang tepat dapat membantu Ananda untuk mengurangi rasa cemasnya seperti yoga atau meditasi. Bantu anak mempelajari teknik relaksasi seperti latihan pernapasan dalam atau teknik perhatian. Teknik pernapasan dalam yang sederhana untuk membantu anak menenangkan diri saat merasa cemas.Teknik-teknik ini dapat membantu mengatasi gejala kecemasan ketika muncul. Meminta ananda membayangkan situasi yang mereka takuti dan membayangkan mereka berhasil mengatasinya juga dapat membuat ananda lebih jelas mengatasi rasa cemas.
5. Dorong mekanisme koping yang sehat. Dorong anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang positif untuk membangun kepercayaan diri dan mengurangi isolasi; dukung minat dan hobi anak yang dapat membantu mereka mengekspresikan diri dan mengurangi kecemasan. Ajarkan ananda cara-cara yang sehat untuk mengatasi kecemasan, seperti melakukan aktivitas fisik, melakukan hobi, membuat jurnal, atau berbicara dengan orang dewasa yang dapat dipercaya. Semakin banyak anak melakukan kegiatan sosialisasi, maka ini akan membuatnya semakin rileks dan memahami bagaimana berada di sebuah lingkungan yang lebih besar dari sekedar rumahnya.Â
6.Terapkan rutinitas. Ciptakan rutinitas harian yang konsisten yang memberikan struktur dan prediktabilitas. Mengetahui apa yang diharapkan juga dapat membantu mengurangi kecemasan pada anak-anak. Sampaikan kepada ananda apa yang menjadi tujuan dari kegiatan yang dilakukan agar ananda terbiasa dengan pencapaian.Â
7. Cari bantuan profesional jika memang merasa diperlukan. Jika kecemasan anak secara signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka atau jika ayah dan bunda melihat kekhawatiran atau ketakutan yang terus-menerus dan berlebihan ada pada ananda, maka pertimbangkanlah untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental yang berspesialisasi dalam menangani anak-anak. Pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan profesional untuk terapi CBT jika kecemasan anak cukup parah. Terapi ini dapat membantu anak menemukan dan mengubah pola pikir negatif yang menyebabkan kecemasan.
Ingat, mendukung anak yang cemas membutuhkan kesabaran, pengertian, dan dukungan berkelanjutan. Setiap anak itu unik, jadi penting untuk menemukan strategi yang sesuai untuk mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI