Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ananda Senang Bermain Sendiri? Yuk Kenali Tahapan Bermain Anak

11 Februari 2024   23:14 Diperbarui: 11 Februari 2024   23:16 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selayaknya seorang anak kecil, mereka akan menghabiskan waktunya untuk bermain dan bermain. Bermain adalah dunia anak-anak dan merupakan aktivitas yang selalu dinantikannya. Melalui bermain, anak akan mulai mengembangkan kemampuan berpikir, berinteraksi, dan terlibat secara aktif dengan lingkungannya.

Namun orang tua kadang merasa khawatir ketika anaknya lebih asyik bermain sendiri. Pada usia tertentu, memang anak akan bermain dengan dirinya sendiri. Tidak masalah jika seorang anak tidak bermain dengan siapa pun. Dan tidak ada salahnya juga apabila orang tua bertanya dan ingin anaknya bermain dengan yang lainnya.  Tetapi dalam hubungan yang telah orang tua bangun dengan anak-anak, orang tua mungkin tahu pada tahap mana anak tersebut bermain. Ayah bunda sebagai orang tua dapat mendukung anak-anak dengan cara apa pun tentang bagaimana anak bermain. Bermain sendiri, atau mencari cara untuk masuk ke dalam permainan kooperatif. Orang tua dapat membantu dan mendukung anak-anak.

Hanya karena ananda bermain sendiri ternyata dapat membuat orang dewasa merasa tidak nyaman loh. Mengapa? Karena hampir setiap orang tua beranggapan bermain sendiri bukanlah cara yang sah untuk bermain bagi anak-anak. Nah, jika ayah-bunda merasa ada keanehan dari cara ananda bermain yang tidak melibatkan orang lain alias asyik sendiri, ayah-bunda dapat mencari tahu lebih banyak tentang bermain, risiko, kreativitas, atau kesiapan masa kanak-kanak mereka.

Ketika usia sekolah tiba dan ananda mengatakan bahwa tidak ada yang bermain dengan mereka di prasekolah atau, ayah – bunda merasa khawatir saat melihat foto-foto ananda di sekolah dan mereka bermain sendiri, ayah-bunda perlu untuk memahami beberapa tahap perkembangan dalam hal bermain untuk ananda. Ananda mungkin hanya berada dalam tahap bermain di mana mereka menonton anak-anak bermain dan belum terlibat dalam permainan kooperatif.

Terdapat enam Tahap-tahap permainan anak usia dini yang harus diketahui ayah-bunda..

1. Bermain tanpa penghuni ( Unoccupied play ; Usia 0-3 bulan)

Anak yang sejak mereka dilahirkan hingga berusia 3 bulan akan berada pada fase bermain sendiri tanpa alat bantu atau bermain kosong. Saat memasuki tahapan ini, mereka tidak akan membutuhkan bantuan mainan apa pun untuk bersenang-senang. Dalam tahap ini, biasanya aktivitas bayi hanya terdiri atas tidur, makan dan mencari tahu bagaimana tubuh mungilnya bekerja.

Bayi akan melakukan gerakan acak dan tidak obyektif serta tidak ada interaksi sosial. Gerakan umum yang dilakukan pada anak usia 0 – 3 bulan adalah menyentuh-nyentuh bagian tubuhnya atau bergerak tidak beraturan. Jika bayi tidak menemukan hal yang dapat menarik perhatiannya, maka dia akan menyibukkan dirinya sendiri. Dan jika ia mendengar bunyi-bunyian di sekitarnya bayi akan tertawa kecil atau mencoba memukul-mukul angin, meraih, mengibaskan atau membuang benda-benda di sekitarnya.

2. Bermain Soliter (Solitair play : Usia 3 bulan – 2,5 tahun)

Usia 3 bulan hingga 2,5 tahun, anak akan memasuki tahapan bermain secara soliter. Pada usia ini mereka biasanya akan asyik bermain sendiri. Mereka tidak berminat untuk bermain di luar lingkungan terdekatnya atau orang tua dan anak-anak lain. Tahap bermain ini membuat ananda menjadi lebih fokus dan berkelanjutan.

Contoh bermain soliter pada anak dengan usia ini adalah apabila bayi bermain di dekat bayi lainnya dengan mainannya, mereka tidak pernah saling melihat atau menunjukkan minat untuk bermain bersama. Atau ketika ia bermain dengan mainannya selama lebih dari 60 detik, sesaat kemudian ia akan berjalan menjelajahi lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun