Dalam perjalanan hidup kita apalagi sebagai orang tua, tidak selalu kita akan terlihat bahagia. Ada masa dimana kita juga dapat merasakan perasaan jengkel, sedih, marah dan berduka untuk hal-hal yang mungkin menjadi kendala dan masalah dalam hidup kita.
Sedih atau kesal merupakan perasaan dan emosi naluriah yang dapat dirasakan setiap orang. Kesedihan, kekesalan, dan kemarahan bisa menghampiri siapapun sesekali dalam hidup atau bahkan hampir setiap hari, tergantung dari apa yang sedang terjadi dalam hidup.Â
Umumnya, kesedihan muncul ketika sesuatu yang kita harapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya, sesuai rencana, ataupun keinginan yang kita dambakan.Â
Dampaknya adalah kita merasa tidak berdaya, gundah gulana dan bahkan putus asa karenanya. Adanya konflik dalam rumah tangga atau keluarga atau kantor, kegagalan karena prestasi, kematian dan kehilangan merupakan beberapa hal yang sering kali menjadi pemicu setiap orang merasa sedih dan kesal.
Disisi lain, melihat, menyaksikan atau mendengar orang lain yang sedang sedih, kesal atau marah juga dapat membuat seseorang merasakan emosi yang sama.Â
Terlebih lagi bagi orang-orang yang memiliki rasa empati yang tinggi. Seseorang akan cendering lebih peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain yang sedang merasa sedih.Â
Lalu apa yang ayah-bunda lakukan jika ternyata saat ayah-bunda sedang merasa sedih dan kesal, Ananda melihat dan menemukan kesedihan dan rasa marah/ jengkel yang ayah-bunda sedang rasakan? Berikut adalah tips yang ayah-bunda bisa lakukan ketika Ananda melihat dan menemukan kita sedang sedih dan kesal.
1. Akuilah bahwa ayah-bunda sedang kesal/ sedih / marah / berduka
Naluriah kita sangat terketuk untuk berpura-pura seolah-olah sedang baik-baik saja dan tidak ada yang salah, tetapi anak-anak dapat merasakan ketika ada sesuatu yang salah.Â
Ketika kita menyangkal keadaan emosional kita, hal itu dapat membuat rasa ingin tahu anak-anak tidak terselesaikan dan dapat membuat pertanyaan itu sendiri dan pemahaman mereka tentang suatu situasi menjadi salah.
Sebaliknya, ayah-bunda mengakui bahwa ayah bunda sedang kesal, sedih dan marah namun ayah-bunda dapat meyakinkan mereka bahwa semua perasaan baik-baik saja dan akan berlalu.Â
Ayah-bunda dapat mengucapkan dengan kalimat seperti ini:
"Ayah / bunda merasa sangat kesal sekali, sedih dan ingin marah saat ini. Tidak apa-apa sebenarnya jika ayah/ bunda marah, kesal dan jengkel dengan sesuatu / seseorang. Sama seperti Ananda kan juga bisa merasakan semua perasaan yang ananda punya, Nah ayah/ bunda juga bisa merasakan semua perasaan yang ayah/ bunda rasakan. Ayah/ bunda juga tahu nanti juga ayah/ bunda akan merasa lebih baik segera".
2. Menjelaskan dan meyakinkan mereka tentang apa yang terjadi
Anak kecil akan sering menyalahkan diri sendiri jika melihat orang tua kesal. Karenanya, akan sangat membantu untuk menjelaskan kepada mereka (dengan cara yang sesuai dengan perkembangan) mengapa Ayah/ bunda marah, kesal dan sedih, lalu meyakinkan mereka bahwa mereka masih dicintai dan tetap aman.Â
Ini bisa terdengar seperti:
"Ayah/ Bunda kesal sekarang karena telah membuat kesalahan selama rapat kerja. Rasanya memalukan. Ayah/ Bunda  butuh waktu sendiri saat ini, tapi ayah/ bunda tetap mencintaimu. Ayah/ Bunda butuh untuk meluangkan waktu sekitar 15 menit untuk sendiri dan bisa tidak menunggu untuk bermain denganmu sampai waktu habis"
3. Berfokuslah pada apa yang dapat diajarkan hal ini kepada anak Anda
Kita sebagai orang tua sering kali mematok standar yang tidak mungkin, dan memberi kesan kepada anak bahwa kita tidak pernah merasakan hal-hal yang sulit dalam hidup dan bahwa hidup ayah-bunda baik-baik saja. Padahal seharusnya tidaklah demikian. Alih-alih menyalahkan diri sendiri karena tidak melindungi anak, maka berfokuslah pada apa yang dapat diajarkan mengenai apa yang terjadi kepada mereka. Mereka melihat Ayah-bunda sedang merasakan emosi yang sulit dan ini mengajari mereka bahwa mereka juga dapat merasakan emosi tersebut dimasa-masa yang akan dating dalam bentuk yang berbeda. Dan mereka memahami bahwa mereka melihat Ayah-bunda dapat survive melewati masa-masa sulit itu dan bangkit untuk melanjutkan hidup. Ini artinya ayah-bunda telah memodelkan contoh baik tentang ketahanan mental secara nyata. Juga artinya bahwa Ayah-bunda telah membantu mereka menjalani kehidupan, dan tantangan yang menyertainya.
 Semoga tips ini bermanfaat untuk semua yang telah membacanya. Jangan lupa untuk selalu memberi rating dan  komen yang mendukung untuk perubahan tulisan yang lebih baik lagi ya. Salam.