Kalau tidak salah ingat, ada sekitar 15 anak yatim yang berbuka bersama kami waktu itu. Menu berbuka yang kami pilih adalah nasi kotak dengan isian ayam, tahu, dan tempe. Sederhana, tapi membawa berkah dan bahagia.
Enam tahun lalu, saya dan teman kuliah juga berbuka bersama dengan anak yatim. Kala itu, lokasi yang kami pilih untuk berbagi kebahagiaan adalah Panti Asuhan Annajah di bilangan Petukangan, Jakarta.
Di samping melepas rindu dengan teman kuliah yang mulai jarang bersua, kami juga membagikan santunan kepada 45 orang anak yatim yang membutuhkan. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu di berbagai daerah di Indonesia.
Yang paling membuat hati ini bahagia adalah melihat mereka tersenyum bahagia. Dengan paras polos bebas dosa, mereka bisa tertawa dan bermain bersama. Meskipun kami tahu, di pundak mereka, ada beban tak kentara bernama derita finansial.
Kami paham, apa yang kami berikan kala itu tidak serta-merta membuat mereka keluar dari problematika keuangan. Akan tetapi, dengan kemampuan kami yang seadanya, paling tidak kami bisa sedikit meringankan beban hidup mereka.
Tahun ini, berbuka bersama anak yatim telah saya catat dalam agenda. Tinggal cari waktu dan momen yang tepat saja. InsyaAllah dalam waktu dekat. Doakan saja, ya!
Terakhir: Berbagi Cerita
Sedekah ini mulai rutin saya amalkan sejak Ramadan tahun lalu. Pelecutnya apa lagi kalau bukan Kompetisi Samber Tebar Hikmah Ramadan (THR) besutan platform blog kita tercinta, Kompasiana.
Seluruh tantangan yang diberikan panitia bisa saya tuntaskan. Tiga puluh hari menulis dan membuat konten tanpa jeda sukses saya rampungkan. Alhamdulillah, saya dinobatkan sebagai juara pertama Kompetisi Samber THR edisi 2023.
Tingkat keterbacaan artikel-artikel saya kala itu memang biasa saja. Hanya berada di kisaran 100 hingga 200 views saja. Akan tetapi, saat saya mengecek artikel-artikel lawas tadi, rupanya kini tembus hingga ribuan views.