Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Bocil-bocil Penjaga Ritus Penghujung Ramadan di Kema Tiga

10 April 2024   22:51 Diperbarui: 12 April 2024   08:30 3406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit senja penghujung Ramadan 2024 di Perkampungan Kema Tiga, Minahasa Utara | sumber: S Aji

"Minta zakat dang?"

Persis seusai kumandang azan magrib, sesudah puasa hari terakhir ditunaikan, mereka memulai berkeliling perkampungan. Acapkali hanya dalam rombongan kecil, 3-10 orang, dengan jarak umur sekitar 5-10 tahun, mungkin ada yang lebih tua. Di antara remang lampu jalan dan kendaraan, rombongan bocil-bocil yang bergerak seperti ini terlihat laksana rombongan semut.

Ciri spesifik lainnya adalah rombongan ini akan bergerak tanpa rute atau dengan perencanaan yang jelas; cenderung sporadis, berlomba-lomba karena itu riuh. 

Sebab itu jugalah, seringkali mereka bermodalkan insting beserta komando spontan. Dan tentu saja, nasib-nasiban. Berharap di tempat yang menjadi target, sang tuan rumah menyediakan recehan untuk dibagikan. 

Tempat yang menjadi target bisa berupa rumah, warung kelontong atau toko pakaian atau toko roti . Tidak ada cluster spesifik tapi batasannya adalah identifikasi terhadap sang target bukan berada di luar wilayah perkampungan.

Sesudah pergerakan ini selesai, rombongan bocil-bocil akan berbagi hasil yang didapat. Kemudian berkeliling lagi, memberi tahu rombongan yang lain, begitulah seterusnya. 

Tapi situasi ini tak lama-lama. Setelah melewati pukul delapan malam, mereka sudah tak terlihat di jalan-jalan.

Dalam dua putaran Ramadan, saya menikmati pergerakan riuh rombongan bocil yang singgah dan berkata, "Minta zakat dang."

Tentu saja zakat yang dimaksud bukanlah sebagaimana ketentuan syariat, termasuk bukan bagian dari infak atau sedekah. Zakat yang disuarakan mereka lebih kepada meminta recehan, mungkin seribu atau dua ribu rupiah, yang digunakan untuk membeli jajan. 

Atau bisa jadi, bagi perasaan bocil-bocil itu, bukanlah berburu uang jajan yang utama. Sebaliknya, yang menggembirakan adalah menemukan keseruan di dalam prosesi ini karena berlomba-lomba mengumpulkan uang dari target yang sudah ditetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun