Tapi jangan keki atau berkecil hati. Sejak dulu, dunia yang kita tinggali memang begitu adanya. Dinamis dan cepat berubah. Disrupsi berkali-kali terjadi bersamaan dengan kelahiran teknologi baru.
Jika teknologi bernama internet pada akhirnya membawa perubahan pada bentuk mengekspresikan pemikiran, dari semula karya tulis menjadi video, ya, sah-sah saja. Tidak ada yang salah, tiada pula yang keliru.
Tinggal kitanya saja yang pandai-pandai menyesuaikan diri.
Jika boleh jujur, cara orang menulis juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, kok. Dulu, menulis, ya, menulis. Ambil secarik kertas dan segenggam pena, lalu menulis.
Cara menulis seperti itu kemudian berangsur-angsur berubah sejak September 1867, tatkala mesin tik pertama kali ditemukan. Kata “menulis” juga mengalami perluasan makna. Kata “mengetik” lambat laun lesap ke dalam kata “menulis”. Dengan kata lain, mengetik sama dengan menulis.
Dewasa ini, kita menulis di depan layar. Baik layar laptop ataupun ponsel. Baik menggunakan kibor ataupun layar sentuh. Artikel ini “ditulis” dari laptop. Bisa jadi pula, Anda membaca “tulisan” ini lewat layar ponsel.
Jadi, perubahan itu adalah sebuah keniscayaan. Sebab tiada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Begitu pula dengan cara kita mengekspresikan diri. Saat ini, video singkat, bisa jadi lebih populer ketimbang cerita pendek.
Karena alasan itulah hobi baru saya muncul. Tapi jangan khawatir, saya tetap hobi menulis dan mengajar menulis, kok. Hanya saja, di dalam hati saya, lambat laun rasa cinta mengekspresikan diri lewat video semakin hari semakin tumbuh. Itu saja.
Saling Melengkapi
Saya, orangnya memang suka mencari tantangan baru. Termasuk dalam urusan membuat video. Bukan apa-apa. Kata orang bijak, kita mesti menuntut ilmu hingga tiba saatnya masuk ke dalam liang lahat.
Bagi saya, meracik video tidak ubahnya menuntut ilmu dan mengasah kemampuan. Dari membuat video, sedikit demi sedikit kemampuan saya mengambil, merekam, dan mengedit video kian terasah.