Ketika menarasumberi pelatihan menulis, saya sering mengumbar hobi. Kepada peserta pelatihan, saya pasti berkata itu tiap memulai sesi. Saya bilang, hobi saya ada dua. Menulis dan mengajar menulis.
Alasan utama saya mengumbar ihwal tersebut ada dua. Pertama, meyakinkan peserta pelatihan bahwa pengajarnya punya visi yang sama. Sama-sama cinta menulis. Kedua, mengekspos bahwa apa yang akan saya lakukan, yakni mengajar menulis, sepenuhnya berasal dari hati.
Alasan kedua punya daya gigit yang lebih kuat daripada alasan pertama. Siapa pun percaya, apa-apa yang dilakukan dengan hati, pasti membuat pelakonnya happy. Begitu pula dengan mengajar menulis. Ketika materi yang saya paparkan berasal dari hati, mudah-mudahan ilmu dan manfaatnya mampu menembus hati.
Tapi Ramadan kali ini berbeda. Rasa-rasanya saya punya hobi baru. Hobi yang bermula dari keisengan saya mengulik dan menguliti logaritma Instagram. Kata Instragram, seperti dikutip Hootsuite, konten dalam format video lebih disukai warganet ketimbang foto.
Itulah mengapa, sejak 2020 Instagram memperkenalkan fitur Reels untuk penggunanya. Niatnya menyaingi TikTok, media sosial yang lebih dulu mempopulerkan video singkat berformat potret (portrait).
Katanya, pesan yang disampaikan dalam video singkat akan lebih mengena di mata pemirsa. Lebih mudah dicerna, dan punya efek lekat yang lebih kuat. Itulah mengapa, short video kian populer dewasa ini.
Sampai-sampai platform media sosial video terbesar di jagat raya bernama YouTube, sejak 13 Juli 2023, juga membuat kanal khusus video singkat berupa YouTube Shorts. Pada Januari 2022, jumlah penonton agregat YouTube Shorts mencapai 5 triliun!
Dampak dari virus video singkat ini mudah ditebak. Lihat saja ke sekeliling Anda. Sekarang, apa-apa pakai video. Sedikit-sedikit pakai video.
Kompasiana, platform blog kebanggaan kita bersama, tidak luput dihinggapi virus itu. Buktinya, beberapa tantangan Mystery Challenge pada Program Samber THR tahun ini mewajibkan peserta untuk bikin video singkat dalam bentuk Instagram Reels.
Padahal, angkatan Kompasianer Mula-mula pasti paham, tujuan pertama kali Kompasiana dibentuk adalah mewadahi bloger untuk mengekspresikan pemikiran dan pendapatnya melalui tulisan. Melalui karya tulis. Melalui platform blog bebas akses.