Abstrak
Studi Islam di dunia Barat telah mengalami transformasi yang signifikan sejak masa orientalisme klasik hingga munculnya pendekatan-pendekatan kontemporer yang lebih interdisipliner dan kritis. Artikel ini memiliki tujuan utama untuk menggambarkan perkembangan historis studi Islam di Barat, mengidentifikasi pendekatan-pendekatan metodologis yang mendominasi tiap periode, dan menilai dampaknya terhadap persepsi Islam di Barat dan hubungan antara masyarakat Muslim dan non-Muslim. Metode yang digunakan adalah studi literatur deskriptif-historis dan analisis komparatif, dengan mengambil sampel dari artikel-jurnal, buku klasik dan kontemporer, serta penerjemahan dan karya akademik yang mewakili orientalisme, post-orientalisme, dan metodologi interdisipliner modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap awal, orientalisme mendominasi dengan sudut pandang yang seringkali kolonial dan reduksionis; kemudian terjadi pergeseran menuju pendekatan kritis dan postkolonial yang menekankan konteks, identitas, politik kuasa, dan studi agama sebagai peradaban dan bukan hanya teologi. Pendekatan kontemporer juga menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti sosiologi, antropologi, studi media, dan kajian gender. Kesimpulannya, studi Islam di Barat kini semakin kompleks dan plural, namun masih menghadapi tantangan terkait bias metodologis, stereotip, dan kesenjangan representasi. Artikel ini merekomendasikan pengembangan metodologi yang lebih inklusif, pelibatan sarjana Muslim dalam produksi ilmu, dan dialog lintas budaya yang lebih intens agar studi Islam Barat tidak hanya menggambarkan tetapi juga mendampingi perubahan sosial.
3. Pendahuluan
3.1 Latar Belakang
Sejak abad ke-18 dan 19, Barat telah menunjukkan ketertarikan akademik terhadap Islam, terutama melalui bidang orientalisme, studi teologi Kristen terhadap agama "asing," dan penelitian filologi terhadap Al-Qur'an dan literatur keislaman klasik. Namun pendekatan-pendekatan tersebut seringkali didasari asumsi-asumsi budaya Barat dan keunggulan epistemologis Barat atas tradisi lain. Dengan meningkatnya globalisasi, migrasi, dan peristiwa-peristiwa politik internasional (seperti halnya tragedi 9/11), muncul tantangan baru: stigmatisasi Islam, Islamofobia, dan kebutuhan akan studi Islam yang tidak hanya akademik tetapi juga sensitif terhadap realitas sosial dan identitas Muslim di Barat. (Jurnal UIN Antasari)
3.2 Gap Penelitian
Meskipun sudah ada banyak studi historis dan kritik terhadap orientalisme, masih terdapat beberapa kekurangan:
*Kurangnya literatur yang membandingkan secara sistematik antara metode-metode lama (orientalisme, teologis) dengan pendekatan modern (postkolonial, interdisipliner).
*Representasi yang masih minim dari perspektif Muslim Barat dalam literatur akademik utama.
*Keterbatasan analisis empiris terhadap bagaimana pendekatan baru memengaruhi pemahaman masyarakat umum Barat terhadap Islam dan Muslim.
3.3 Kebaharuan Penelitian