Mohon tunggu...
Nanda GP
Nanda GP Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UKSW Fakultas Pertanian Dan Bisnis, Progdi Agroteknologi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jika Umbi Gembili Jadi Beras Analog

11 November 2018   10:23 Diperbarui: 11 November 2018   10:38 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makanan utama atau makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi. Nasi sendiri merupakan makanan yang harus selalu tersedia di meja makan setiap masyarakat Indonesia. Hal ini pula yang menyebabkan munculnya pribahasa "Belum Makan Nasi Belum Kenyang".

Ini menyebabkan masyarakat Indonesia sangat bergantung pada beras. Padahal di Indonesia sendiri banyak sekali tanaman yang dapat menggantikan beras. Indonesia memiliki banyak bahan baku lokal yang mengandung sumber karbohidrat yang potensial untuk menjadi bahan baku untuk beras analog.

Salah satunya adalah umbi gembili, umbi gembili merupakan tumbuhan yang tumbuh merambat dibawah tanah. Umbi gembili ini sudah dikonsumsi masyarakat dibeberapa daerah di Indonesia, teksturnya  yang lembut dan kenyal cocok untuk dijadikan makanan sehari-hari. Keunggulan dari umbi gembili  adalah mengandung senyawa fungsional yang berperan sebagai bahan pangan. 

Tanaman umbi gembili umumnya digunakan sebagai sumber karbohidrat setelah dimasak atau dibakar. Umbi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran sayuran setelah dimasak, direbus atau digoreng. Selain itu umbi gembili juga dapat diolah menjadi kerupuk dan tepung.                

Kandungan gizi dari umbi gembili diantaranya adalah mengandung energi sebesar 95 kilo kalori, karbohidrat 22,4 gram, protein 1,5 gram, lemak 0,1 gram, kalsium 14 miligram, fosfor 49 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam umbi gembili juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,05 miligram dan vitamin C 4 miligram. 

Manfaat dari umbi gembili sendiri adalah memiliki karbohidrat yang tinggi dan mengandung senyawa bioaktif. Umbi gembili juga dapat dimanfaatkan bagi kesehatan tubuh. Kandungan senyawa bioaktif tersebut dapat berfungsi sebagai immunomodulator, pencegah penyakti metabolik (hiperkolesterolemia, dislipidemia, diabetes dan obesitas) peradangan dan kanker.

Maka dari itu untuk mensiasati konsumsi beras yang sangat tinggi di Indonesia kita dapat membuat bahan baku utama dari umbi gembili dan tepung sorgum untuk di jadikan beras analog pengganti beras yang selama ini kita tahu dari tanaman padi. Metode Produksim beras analog terdiri dari 2 proses utama yaitu persiapan dan proses pembuatan.

1. Persiapan
Persiapan awal dilakukan dengan mengupas umbi gembili untuk mendapatkan daging umbi gembili. Daging umbi gembili kemudian dicuci dan dibersihkan. Setelah itu, daging umbi gembili dikukus. Untuk memudahkan proses mengukus, daging tuber gembili diiris tipis sebelumnya. Mengukus dilakukan selama 30-45 menit sampai daging umbi gembili masak. Kemudian umbi gembili yang sudah masak dihaluskan secara merata.

2. Manufaktur (Proses Pembuatan)
Proses pembuatan beras analog dilakukan dengan menambahkan tepung sorgum ke dalam umbi gembili yang dihaluskan. Sorgum tepung ditambahkan sekitar 10% dari total tumbuk umbi gembili. Kedua bahan itu kemudian dicampur sampai adonan itu tidak lengket dan tercampur dengan baik. Penambahan tepung sorgum bertujuan untuk meningkatkan kandungan karbohidrat di beras analog. Proses selanjutnya adalah mengaduk adonan menjadi butiran beras yang mirip dengan beras padi .Granulasi dilakukan menggunakan granulator beras. Kemudian keringkan untuk mengurangi kandungan air pada beras analog berbahan dasar umbi gembili.

Nah gaes maka dari itu bagaimana jika masyarakat Indonesia dapat merubah perspektif tentang "Kalau Belum Makan Nasi Belum Kenyang". Kenapa? Karena sebenarnya Indonesia itu sangat kaya sekali akan bahan baku lokalnya yang belum dimanfaatkan secara optimal loh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun