Mohon tunggu...
Cinta Bunda
Cinta Bunda Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kami dan Mereka

27 Juni 2013   22:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:19 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

By Cinta

Langit  tertawa,

Melihat tangguhnya kami

Ayahku,

Bukanlah pengusaha ataupun kapitalis penguasa negeri

Dia hanyalah petani dilahan sempit

Ibuku,

Bukanlah wanita eksekutif yang kerap tereksekusi dijari jemari

Ruang sel sempit

Langit tertawa,

Kami makan dengan apa yang tidak mereka makan

Kami tidur dengan mimpi yang tentu saja berbeda dengan mimpi punya mereka

kami tersenyum

menyaksikan bulir padi yang mulai menguning

meski, entah itu  mungkin hanya cukup untuk hidup barang seminggu

merekapun tersenyum

melihat hartanya semakin melimpah

entahlah, mungkin untuk bekal hidupnya setahun,dua tahun bahkan

mungkin hendak menjadi waris anak cucunya kelak

langit tertawa,

Saat  kami tak perduli gerangan apa yang terjadi diantara mereka

Berebut apa yang tak kami miliki meski itu sesungguhnya milik kami

Mereka bergegas dan berebut seakan sekarat tak akan pernah menampak

Langit tertawa,

Butir peluh kami demikian hangat

Disini kami bertaruh dengan cara dan untuk hal yang sederhana

Disana mereka bertarung untuk angan dan mimpi yang demikian rumit

Semua untuk sesuatu yang berbeda

Dan sangat berbeda....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun