Tiap malam lolongan, jeritan suara tangis meneror
Mengisi kesunyian malam, takkan peduli sakitnya
Tamparan, tendangan, lalu makian tak jua lekas hilang
Membayang diputar berulang, meski mata terpejam
Sayatan demi sayatan tinggalkan pedih di hati
Tak mungkin ia kan kembali tuk satu atau ribuan luka kelam
Wanita lambang keindahan
Tak pantas di jatuhkan
Tak elok di hinakan
Manakala pelecehan dan pengkhiantan menghampiri
Waktunya ia tuk metamorfosis, merubah rupa waktu
Berjalan melalui masa tuk kubur kenangan lalu
Jika masih saja lelaki melukai
Wanita tak bisa hanya berdiam diri
Tinggalkan, langkah dengan anggun ke depan
Lalu tunjukkan ketangguhan, bisa kau musti perlihatkan
Tak sembarang kan coba rusak merendahkan
Samar-samar kau perlahan berikan bukti
Wanita dan segala keistimewaan
Ketangguhan tiada tara,
kemandirian kokoh meliputinya
Bagaimana ia harus bergelut dengan rasa?
Menekan derita trauma belenggu jiwa
Semua tertuang dalam surat-suratnya.