Mohon tunggu...
Nizwar Syafaat
Nizwar Syafaat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rasionalitas Kebijakan BBM SBY vs JKW

17 Mei 2018   07:22 Diperbarui: 17 Mei 2018   07:29 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Foto: kompas.com)

Rasionalitas Kebijakan Subsidi BBM SBY 

 SBY sebagai seorang Presiden sebagai pemegang kebijakan tertinggi dengan rasionalitas ekonomi akan memilih kebijakan untuk menyediakan pasokan, keterjangkauan dan kestabilan harga BBM karena harga BBM tersebut berdampak besar terhadap kenaikan biaya produksi dan kalau hal tersebut dibiarkan akan berdampak berantai pada harga-harga dan akhirnya berdampak pada kestabilan sosial ekonomi dan politik. 

Sebagai seorang ekonom, SBY tahu bahwa harga bersifat rigid ke bawah tapi fleksibel ke atas, artinya setiap kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikan harga-harga tapi ketika harga BBM turun maka harga-harga tersebut jarang mengalami penurunan. Oleh karena itu SBY memilih subsidi BBM untuk menjaga keterjangkauan dan kestabilan harga BBM. Kebijakan subsidi BBM SBY jelas memilki rasionalitas ekonomi, politik dan sosial dan dapat dipertanggung jawabkan.

Rasionalitas Kebijakan Non Subsidi dan Satu Harga BBB JKW 

 Rata-rata subsidi BBM per tahun era JKW sebesar Rp 57 trilliun diperuntukkan solar dan minyak tanah, sedangkan era SBY sebasar Rp 129.7 trilliun diperuntukkan premium, solar dan minyak tanah. Perlu dicacat harga BBM era JKW berkisar era SBY. JKW membuat kebijakan satu harga dengan membebani keuangan pertamina, sedangkan SBY tidak (CNN-Infografis, 16-5-2018).

 JKW mwngatakan: "Dulu subsidi Rp 340 triliun, kenapa harga nggak bisa sama? Ada apa? Kenapa nggak ditanyakan? Sekarang subsidi sudah nggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan di sini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat,".

Penjelesan JKW ini tidak sesuai dengan fakta, JKW masih memberikan subsidi BBM pada solar dan minyak tanah, tapi untuk premium tidak. Penghapusan subsidi premium karena tidak efektif yang menikmati banyak orang kaya. Fakta di lapang tidak selalu benar, buktinya banyak angkutan perkotaan dan pedesaan dan angkutan untuk orang menengah ke bawah menggunakan premium. 

Akibat tidak adanya subsidi pada premium maka harga BBM ini mengikuti fluktuasi harga dunia dan ketikan harga primeum naik maka ongkos taranspotasi umum naik dan ketika harga premium turun ternyata ongkos transportasi umum tidak turun. Ini salah satu kelemahan kebijakan BBM JKW dan masih perlu diperdebatkan dengan keunggulan memberikan subsidi pada premium.

Kebijakan satu harga untuk seluruh pelosok negeri rasionalitasnya sama dengan memberikan subsidi tapi pada biaya transportasi dengan tujuan agar harga BBM tidak tinggi, memberikan kondisi yang kondusif terhadap kegiatan produksi barang dan jasa dengan membebani keuangan Pertamina. Dengan demikian, kebijakan ini tidak perlu diperdebatkan karena rasionalitasnya sama.

Penutup

Kebijakan BBM JKW dan SBY tidak perlu diperdebatkan karena rasionalitas kebijakannya sama. Hanya satu pertanyaan yang muncul yaitu, apakah pembebanan kebijakan BBM satu harga dapat dibenarkan secara aturan perseroan. Setahu saya Pertaminan sebagai PT tunduk pada aturan Perseroan Terbatas. Pemerintah hanya berhak atas deviden dari Pertamina dan masuk sebagai pendapatan APBN untuk selanjutnya digunakan sebagai pengeluaran APBN. Pemerintah tidak memiliki hak untuk mengintervensi kebijakan perusahaan sebagai entitas bisnis. Itulah pertanyaan yang masih tersisa dari kebiajakan BBM satu harga JKW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun