Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Teknik "Motivational Interviewing" untuk Menangani Perilaku Adiksi Gawai

1 Oktober 2021   08:17 Diperbarui: 1 Oktober 2021   10:32 4759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang anak main gawai | Sumber: DragonImages via lifestyle.kompas.com

Teknik konseling yang menitikberatkan pada teknik wawancara motivasi ini bertujuan untuk mengarahkan konseli kepada motivasi untuk berubah dari perilaku yang merusak tersebut dengan cara mengeksplorasi dan menyelesaikan ambivalensi. Konseli diarahkan konselor secara bertahap untuk fokus pada pemecahan masalah dan memaksimalkan potensi.

4 (empat) prinsip pada teknik konseling 'Motivational Interviewing':

1. Empati

Konselor menunjukkan empati kepada konseli, dengan arti bahwa konselor menggunakan kacamata (sudut pandang) konseli dalam memahami masalah yang dihadapi oleh konseli. Melalui pemahaman ini, konseli lebih mudah mengutarakan masalah yang dihadapinya. 

2. Disparensi

Konselor berusaha untuk mengarahkan konseli pada perbedaan antara perilaku yang mereka miliki saat ini dengan tujuan untuk masa yang bahkan datang. Konseli diarahkan untuk memahami bahwa ada perilaku yang harus diubah secara sadar dan dengan keputusannya sendiri. 

Dalam konteks ini, konseli diarahkan untuk melihat perilaku adiksinya pada gawai. Ada kesenjangan bahwa perilaku saat ini dan tujuan untuk masa yang akan datang tidak sejalan, maka dibutuhkan pemahaman untuk menyadari dan menentukan langkah untuk pembenahan dari dalam diri konseli itu sendiri. 

3. Resistensi

Teknik ini bukan ingin berkonfrontasi dengan resistensi tetapi konselor diharapkan bisa mengeksplorasi lebih jauh diri konseli guna mengembangkan solusi yang mereka putuskan sendiri secara sadar (solusi datang dari diri konseli). 

Sudut pandang yang mereka miliki harus tereksplorasi oleh konselor bukan justru melawannya, dan akhirnya dengan kesadaran mereka sendiri melahirkan solusi yang akan mereka lakukan sesuai dengan kesadaran dan tanggung jawabnya sendiri. 

4. Efikasi Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun