Mengolah rasa, mengubah luka menjadi suka....
Menulis adalah salah satu jembatan menuju terbukanya pintu kesehatan mental.
Adakah diantara Anda pernah merasakan kelegaan ketika selesai menuliskan sebuah luapan perasaan bermuatan emosi kental? Ingat, emosi tak selalu sama dengan amarah. Gembira juga merupakan jenis emosi.
Menuangkan gagasan, pikiran, ide ke dalam sebuah tulisan merupakan cara jitu untuk menumpahkan penat mental. Setidaknya, ini yang pernah saya alami.
Sebagai contoh kecil dan umum. Menulis diary digunakan sebagai cara menumpahkan curahan hati dalam media aksara. Dengan menulis, nampaknya 'sampah-sampah' dalam diri bisa tertampung dan setidaknya penulisnya bisa lega.
Layaknya keringat serta air seni yang perlu dikeluarkan dari tubuh manusia, maka luapan emosi pun perlu mendapat saluran pembuangan. Banyak cara bisa ditempuh untuk mengeluarkan luapan tersebut. Setelah hal itu dikeluarkan tentu secara psikologis ada rasa kelegaan yang terjadi dalam diri.
Tentu saja derajat kelegaan satu orang dengan yang lain tidak sama. Sepenuhnya bergantung dari kondisi diri masing-masing individu.
Pernahkah Anda membaca sebuah antologi puisi karya Leony Jardine yang berjudul Remedies for The Broken - A Healing Journey?