Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buktikan Bahwa Omongan Tetangga Tidak Benar!

4 Mei 2021   11:39 Diperbarui: 4 Mei 2021   12:02 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Artikel / Sumber : Unsplash.com (Ben White) diolah dengan Foto Collage

Omongan tetangga akan menjadi sebuah omongan biasa saja, atau sebuah pisau tajam yang menyayat hati, atau sebaliknya sebuah pecut baik untuk memberi motivasi maju.

Kehidupan bermasyarakat akan selalu dinamis. Hidup berdampingan dengan mereka akan memberikan sebuah warna tersendiri. Ada kalanya merasakan pahit, tawar, manis, asam, getir, bahkan terasa sakit ketika mendengar atau melampaui itu bahkan kita menjadi sebuah topik bahan omongan tetangga.

Buku Mindset yang menjadi pegangan saya bertindak menanggapi penilaian orang/Dok.Pri
Buku Mindset yang menjadi pegangan saya bertindak menanggapi penilaian orang/Dok.Pri
Kebetulan sekali saya sedang membaca buku yang ditulis oleh Carol S. Dweck, sebuah buku laris Self-Theories berjudul Mindset. Buku ini membuka kulit-kulit otak dan pemahaman saya lebih lagi mengenai penilaian dan pandangan orang mengenai diri kita.

Dituliskan dalam buku ini, seringkali kita dibuat bingung akan kenyataan hidup. Banyak sekali tokoh dunia yang masa lalunya tidak dipandang oleh lingkungan dan masyarakat tetapi mengalami metamorfosa yang indah ketika mereka dewasa.

Siapa sih Albert Einstein dulu? Dia bahkan ada di klasifikasi terendah dalam level pendidikannya, namun demikian justru Albert Einstein menjadi orang-orang yang mewarnai dunia keilmuan fisika di dunia. Teorinya dipakai di semua literasi sains di dunia.

Steve Job, bahkan tidak memiliki IP (Indeks Prestasi) yang baik untuk dikatakan seorang jenius penemu dan perancang Apple, smartphone yang classy dan paling dicari saat ini.

Lalu apa hubungannya Albert Einstein dan Steve Job dengan omongan tetangga?

Begini, seringkali orang-orang yang memiliki ekonomi rendah, lalu tidak berpendidikan, atau memiliki sejumlah masalah-masalah dalam kehidupan akan menjadi bahan buah bibir yang asoy...! Bahan gosip atau gibah yang laris manis!

Seorang kawan memberitahukan kepada saya mengenai tetangganya yang berjualan produk-produk UMKM. UMKM yang dirintis masih dalam proses pengembangan. Tetapi (sebut saja Ibu Dahlia) Ibu Dahlia sangat rajin dalam memasak, kemudian memasarkan, serta mengantarkan produk tersebut sendiri. Ibu Dahlia memiliki usaha makanan.

Lalu musim berganti, ada seorang tetangga yang entah kenapa sangat suka membuat bahan gosip mengenai diri Ibu Dahlia. Tetangga ini bahkan tidak suka melihat produk Ibu Dahlia laku keras. Sampai suatu saat tetangga ini berucap, "Coba saya akan lihat apakah usaha Ibu Dahlia ini akan berhasil?" seraya memberikan bahan gosip pada tetangga-tetangga yang sealiran dengannya. 

Tetangga yang suka nyinyir ini secara ekonomi lebih baik dari Ibu Dahlia. Pernah suatu ketika sang tetangga tidak kemana-mana demi melihat sepak terjang Ibu Dahlia dalam menjalankan produk UMKM-nya ini dari balik tembok rumahnya dengan cara mengintip. Sang tetangga ingin mencari bahan gosip yang akan dibahasnya saat berkumpul dengan rekan-rekannya.

Apakah Anda pernah memiliki tetangga demikian? Tetangga yang sering membuat kegaduhan, tetangga yang suka dengan penderitaan tetangga lain dan menjadikan hal itu sebagai bahan gosip untuk teman-teman satu gank-nya. Alih-alih membantu dengan membeli produk atau mendoakan saja deh, kalo emang gak punya uang untuk membantu membeli produknya, eh ini malah membuat kondisi yang kurang baik di tengah kerukunan yang seharusnya dijalin.

Awalnya saya kaget setelah mendengar cerita ini. Tetapi ternyata fenomena ini ada dan nyata di masyarakat kita.

Apapun kondisi kita, saat kita diperlakukan seperti Ibu Dahlia. Jangan gentar dan tak perlu gemetar. Tetap fokus pada pekerjaan kita. Berikan passion yang besar di dalamnya. Niscaya keberhasilan itu pasti akan menghampiri kita. Jangan pernah fokus pada apa yang menjadi penilaian orang lain terhadap diri kita, apalagi masuk dalam framing penilaian salah itu.

Saat kita diremehkan, itu adalah kesempatan kita untuk membuktikan diri bahwa kita tidak seperti yang disangkakan orang terhadap kita. Layani orang lain dengan sepenuh hati apapun profesi kita. Omongan tetangga  bisa menjadi sebuah hal baik untuk kita, untuk kemajuan kita asal kita memiliki mindset yang tepat.

Fokus pada orang-orang yang mengasihi kita saja, karena orang yang membenci kita, walau apapun juga yang kita lakukan tetap akan mencari kesalahan kita.

Satu yang pasti, LOVE NEVER FAILS, kasih tidak akan pernah gagal. Berikan kasih pada mereka yang  berupaya membenci kotak yakinlah kasih itu akan kembali pada kita dan upaya damai akan terjadi.

Selamat siang, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun