Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 - People Choice Kompasiana Awards 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

4 Proses Penelusuran Informasi Korban Kekerasan Anak

28 Juli 2020   15:43 Diperbarui: 29 Juli 2020   03:04 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi korban kekerasan anak (sumber: thinkstockphotos via kompas.com)

Tentu saja pelacakan (penggalian) informasi menjadi suatu tahapan yang penting dalam proses pemulihan mereka.

Beberapa hal berikut bisa menjadi pedoman (rambu-rambu) bagi praktisi pemulihan trauma anak dalam mengungkap informasi seputar kekerasan yang dialami oleh anak :

1. Proses mengenali anak
Melakukan pengenalan diri terhadap anak korban kekerasan menjadi hal yang penting. Bahasa anak-anak dan “rasa” sebagai seorang teman diperlukan, sehingga anak akan mengalami rasa nyaman dalam bercerita. Anak tidak mengalami rasa tertekan.

Penting menyampaikan bahwa kita adalah teman mereka. Proses mengenalkan diri kita sebagai teman mereka satu tahapan yang penting.

Proses pengenalan anak ini harus dilakukan dengan cara yang ramah anak. Bisa dengan situasi atau kerangka bermain. Salah satu cara yang saya gunakan adalah dengan bermain pasir dan bentuk-bentuk hewan. Teknik bercerita memainkan peran di sini.

Teknik pengenalan yang satu ini cukup efektif. Banyak teknik bermain lainnya yang bisa digunakan untuk proses yang pertama ini. Informasi permainan kesukaan si anak juga bisa menjadi sebuah referensi untuk proses ini.


2. Proses membangun kedekatan
Masih kelanjutan dari proses pertama tadi. Bukan hal yang mudah bagi anak untuk membicarakan trauma yang dihadapinya. Anak membutuhkan sosok yang membuatnya aman dan nyaman untuk menceritakan pengalaman buruknya.

Penting bagi praktisi pemulihan trauma anak untuk memiliki pengetahuan tentang si anak tersebut. Penting untuk mengetahui hal yang disukai, atau hal apa yang mereka takutkan. Memberikan rasa ketertarikan kita pada seluruh aspek kehidupan anak baik yang senang atau sedih, juga faktor penentu.

Ketulusan dalam membangun kedekatan sangat dibutuhkan. Anak akan peka terhadap kita sebagai praktisi yang dengan segenap hati akan memberikan kenyamanan dan keamanan pada mereka.

Mereka akan “menyandarkan” perasaan dan percayanya pada kita, jika perasaan aman dan nyaman terhadap kita hadir dalam diri mereka. Sekali lagi kerangka yang dikedepankan adalah kerangka bermain, kerangka aktivitas dunia anak-anak dalam membangun kedekatan ini.

3. Proses menyiapkan untuk penggalian informasi
Tahap ini adalah tahapan di mana kesabaran menjadi kunci utama. Jangan memaksa anak untuk menceritakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun