Mohon tunggu...
Nita Juniarti
Nita Juniarti Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Perempuan

Penaruh mimpi di Altar-Nya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Corona, Pulkam, ODP Tak Tahu Diri, dan Perjuangan ODP Tahu Diri

4 April 2020   17:52 Diperbarui: 15 April 2020   22:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak tanggal 16 Maret 2020, ada banyak hal yang terjadi. Wabah Corona di Indonesia mulai menciptakan lapangan kekhawatiran di berbagai lapisan masyarakat. Bermacam-macam kebijakan lahir, dari yang benar-benar menanggapi sampai yang aneh dan panik.

Sebagai perantau, ada satu hal yang membuat saya khawatir untuk pulang kampung. Kebijakan di daerah saya, jalan-jalan yang dilewati, kabar dari banyak pihak nyatanya membuat saya khawatir.

Pulang-pulang jadi ODP sebenarnya tidak masalah karena bisa isolasi mandiri 14 hari, namun, jika ODP dikucilkan masyarakat, stigma negatif bahkan merusak nama baik keluarga, apakah itu layak?

Sebenarnya, jika alasan pulang kampung tidak mendesak rasanya tidak pulang juga tidak apa-apa. Bayangkan, jika bertahan di kampung orang tanpa pekerjaan, tidak punya rumah, tidak ada saudara? Ah, jangan-jangan mati karena hal itu ketimbang corona.

Kemudian, ada nyinyiran yang cukup membuat saya tersentak sekali "itulah untuk apa cari kerja jauh-jauh kalau keadaan begini, pulang kampung? Bawa-bawa virus aja."  ya Allah, itu kejam sekali rasanya.

Memang sih, saat isu lockdown merebak banyak sekali yang memutukan pulang kampung karena kekhawatiran. Ketika dites suhu di bandara normal maka orang yang baru pulang daerah merah ini dan menganggap diri sehat langsung jalan-jaan sekampung dan menganggap ini tidak terjadi apa-apa. Nah, ini dia yang harusnya diluruskan, itu namanya ODP tidak tau diri

Harusnya bagaimana sih? ODP yang ditetapkan dari orang yang datang di daerah merah atau luar kota maka harusnya bersiap-siap untuk mengikuti prosedur kesehatan sesuai panduan yang diberikan oleh pemerintah pusat di kanal covid19.go.id dan kemkes.go.id.

Untuk pemerintah setempat, mengawasi ODP dengan mengisi formulir dan pengawasan karantina mandiri selama 14 hari. ODP juga harus bekerjasama untuk karantina mandiri.

Lalu, masyarakat juga belajar tentang istilah convid-19 bukannya panik tanpa arah. Terima ODP dan awasi bukan dicemooh dan dicap negatif langsung.

Bagi pemudik juga, jika mudiknya tidak urgen maka lebih baik untuk bertahan dulu sementara waktu dan saling menjaga satu sama lain. Jadi, menurut saya mudik harus urgent alasannya.

Semoga musibah ini segera mereda dan segera pulih semuanya. Lekas pulih, lekas membaik. Semoga Tuhan melindungi kita Semua.

17.26 wib
Kamar Karantina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun