Semarang, 2025 — Komitmen dalam melestarikan budaya lokal terus diwujudkan melalui inovasi media pembelajaran berbasis digital. Salah satu kontribusi datang dari Nisrina Laili Khoirunnisa, mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES), yang menciptakan sebuah video pembelajaran microlearning bertema kearifan lokal Jawa yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Jawa di SMP Teuku Umar, Semarang.
Pengembangan video microlearning ini merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar, yang diampu oleh dosen Octaviany Widyaningsih, S.Pd., M.Pd.. Pada mata kuliah ini menekankan kemampuan mahasiswa untuk menciptakan media pembelajaran digital berdurasi pendek (microlearning) yang komunikatif, menarik, dan berbasis konteks lokal. Dalam pengembangannya, Nisrina memilih topik “Sesorah” karena dinilai memiliki nilai edukatif dan kebudayaan yang kuat serta masih relevan diajarkan kepada generasi muda.
Penggunaan pendekatan microlearning dipilih agar materi tersampaikan secara padat dan efisien, serta dapat digunakan secara fleksibel baik dalam pembelajaran klasikal maupun mandiri. Nisrina juga mengintegrasikan unsur kearifan lokal ke dalam contoh isi pidato, seperti unggah-ungguh (tata krama), dan tradisi masyarakat Jawa.
Selama proses pengembangan, Nisrina menyusun naskah berbasis kurikulum dan modul ajar, mengadaptasi gaya tutur khas sesorah Jawa, serta memproduksi video secara mandiri menggunakan perangkat lunak pengedit video edukatif. Konten visual didesain semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian siswa dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.
Pihak sekolah memberikan tanggapan positif terhadap media yang telah dikembangkan. Salah satu guru Bahasa Jawa SMP Teuku Umar menyampaikan:
“Sangat bagus karena anak-anak akan melihat ngga bosen, pada bagian contoh itu harus detail lagi. Bagusss, sangat membantu pembelajaran menjadi menarik dan bervariasi. Anak-anak akan lebih tertarik dan enjoy dalam pembelajaran. Kemudian ada video animasi yang berbeda dari biasanya, sehingga pembelajaran menggunakan video-nya ngga itu-itu aja.” ucap guru tersebut
Guru juga menilai bahwa penggunaan bahasa dalam video cukup sederhana dan sesuai dengan karakter siswa SMP, sehingga materi lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.
Kehadiran media ini menjadi contoh nyata bagaimana pengintegrasian teknologi dapat memperkuat pelestarian budaya daerah, khususnya dalam konteks pembelajaran Bahasa Jawa. Selain mendukung penguasaan materi akademik, video microlearning ini juga membangkitkan rasa bangga terhadap identitas budaya indonesia.
Melalui karya ini, diharapkan semakin banyak media pembelajaran berbasis budaya lokal yang dikembangkan di sekolah, baik oleh guru maupun calon pendidik, agar nilai-nilai kearifan lokal tetap hidup di tengah derasnya arus globalisasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI