Mohon tunggu...
Hasna Nisrina H
Hasna Nisrina H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

just a beginner. happy reading, hope u enjoy!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Atasi Konflik dengan Negosiasi

28 Oktober 2021   19:19 Diperbarui: 28 Oktober 2021   19:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa adanya tujuan yang jelas, kita akan kesulitan dan tidak mempunyai pegangan untuk melakukan proses tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak yang terlibat negosiasi. Kemudian hal kedua yang perulu kita persiapkan yaitu kesiapan mental. Usahkan dalam kondisi tenang dan relax agar kita menjadi lebih siap dan percaya diri daam bernegosiasi.

b. Pembukaan

Tentunya mengawali proses negosiasi bukanlah hal yang mudah. Kita diharuskan mampu menciptakan atmosfir maupun suasana yang enak sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi, tentu kita butuh rasa percaya diri, ketenangan, dan juga kejelasan tujuan kita dalam melakukan proses negosiasi.  

Rasa percaya diri dan ketenangan sangat diperlukan dalam tahap ini. Adapun 3 sikap yang harus kita kembangkan disini diantaranta: sikap menyenangkan, sikap tegas dan tidak plin-plan, dan teguh dalam pendirian. 

Satu hal lagi yang sepele namun berdampak besar yaitu senyum/. Senyum sangat diperluka dalam proses mengawali negosiasi karena hal tersebut akan memberikan rasa nyaman dan terbuka bagi siapa saja yang melihatnya.

c. Memulai proses negosiasi

Pertama yang harus dilakukan dalam peroses negosiasi yaitu menyampaikan apa yang menjadi tujuan atau keinginan kita di dalam negosiasi tersebut. Perlu diperhatikan juga proses penyampaian tujuan kita dengan melakukan beberapa hal, diantaranya yaitu:

  • Menunggu waktu yang tepat bagi kedua belah pihak untuk memulai pembicaraan pada pokok pembahasan negosiasi
  • Menyampaikan inti-inti apa yang diinginkan secara jelas, singkat, percaya diri, dan tidak bertele-tele.
  • Menekankan bahwa kita atau organisasi berkeinginan untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lawan.
  • Menyediakan ruang untuk proses tawar-menawar dalam negosiasi.

  • Menyampaikan secara jelas bahwa ada kompensasi yang akan kita berikan jika mereka menyepakati, maupun sebaliknya.
  • Mendengarkan dengan seksama apa yang ditawarkan oleh pihak lain. Usahakan dengan efektif membaca gerak-gerik tubuh maupun ekspresi pihak lain yang sedang berbicara dan juga selalu membangun kontak mata dengan lawan bicara.

d. Membangun kesepakatan

Tahap terakhir dalam proses negosiasi adalam membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika sudah tercapai kesepakatan maka kedua belah pihak akan melakukan jabat tangan pertanda bahwa kesepakan mencapai deal atau persetujuan dan kedua belah pihak bisa mulai berkomitmen untuk menjalani kesepakatan tersebut.

Perlu diketahui bahwasanya negosiasi tidak akan tercapai kata mufakat jika sejak awal masing-masing pihak tidak mempunyai niat untuk mencapai kesepakatan. Maka dari itu kesepakatan harus dibangun dari keinginan ataupun niat  dari kedua belah pihak.

Betapa pentingnya dalam bernegosiasi kita memahami dan mengetahui bagaimana sikap dari pihak lain melalui gerak-gerik bahasa tubuh, ekspresi, maupun apa yang disampaikan. Karena apabila sejak awal salah satu pihak tidak memiliki niatan atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka proses negosiasi tersebut hanya akan membuang waktu dan energi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun