Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tips Hemat Hidup Sehat Selama Pandemi

5 Juni 2021   13:32 Diperbarui: 7 Juni 2021   02:46 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips hidup hemat dan sehat selama pandemi bisa mendukung lancarnya kegiatan kita sehari-hari lho! (Ilustrasi: iStock by Getty Images via Unsplash)

Tulisan tentang tips hidup sehat menjadi artikel tips yang terbanyak dicari sejak pandemi terjadi. Tips hidup hemat menempati posisi kedua pada pencarian di Google sejak Maret 2020 lalu di Indonesia.

Pandemi Covid 19 memang tidak hanya mengganggu kesehatan, namun juga meluluhlantakkan perekonomian. Kerumunan orang yang harus dihindari membuat tempat umum, tak terkecuali gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan, lantas sunyi senyap.

Perusahaan kesehatan pun termasuk yang kena imbas pandemi. Seorang tetangga di tempat orang tua saya tinggal yang berprofesi sebagai staf marketing pada sebuah perusahaan farmasi di Jabodetabek turut di-PHK di awal tahun ini.

Keluarga dengan tiga orang anak usia sekolah itu lalu berjualan produk kesehatan via online. Mobil keluarga pun disewakan untuk transportasi online, sedangkan mereka pergi dengan motor atau sepeda sehingga lebih irit sekaligus sehat.

Bagi mayoritas keluarga di Indonesia, kebiasaan hidup sebelum dan selama pandemi jelas berubah nyata. Ketidakpastian situasi kesehatan dan ekonomi secara nasional maupun global menyebabkan banyak orang tak lagi bisa hidup boros apalagi hidup tak higienis.

Setelah pandemi nanti mereda, gaya hidup hemat dan sehat pastinya masih (banyak) yang bisa terus diterapkan. Jauh lebih nyaman kan mencegah daripada mengobati, apalagi sampai sakit gigi waktu patah hati hahaha...

Maka inilah 6 (enam) tips hidup hemat dan sehat yang bisa kita lakukan sehari-hari selama pandemi ini. Kita pun bisa memodifikasinya nanti setelah pandemi berakhir sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing.

1. Makan: Masak vs Beli

Kunci utama untuk penyiapan makan setiap hari adalah "peraturan 3 orang." Saat ada 3 orang atau lebih dari 3 di satu keluarga, memasak jelas (jauh) lebih hemat daripada membeli.

Misalnya harga nasi goreng standar (nasgor dengan telur dicampur) yaitu Rp 15.000/piring. Total harganya menjadi Rp 45.000 untuk 3 orang per 1x makan.

Namun dengan modal Rp 50.000 saat belanja bahan mentah nasgor, kita bisa memasaknya sampai untuk 2x makan. Kita pun bisa memilih bahan pangan sesuai selera dan kondisi kesehatan, khususnya bagi yang memiliki riwayat alergi makanan tertentu.

Idealnya membeli makanan jadi dipilih saat kita tak punya (cukup) waktu untuk memasak lauk-pauk. Alternatifnya kita membeli sayur matang dalam porsi besar seperti hidangan berkuah (jenis soto/sop) sementara nasi dimasak sendiri.

Prinsip "harga vs kualitas" juga jangan diabaikan saat memasak apalagi membeli makanan. 

Keluarga saya pernah membeli telur ayam omega-3 (warna kuningnya lebih pekat) dengan harga murah yang ternyata separuh isinya sudah busuk sehingga malah tak bisa dimasak.

Selama harga pangan mentah maupun masakan matang masih normal (sesuai antara harga dan kualitasnya), silakan dibeli. Tubuh kita tak layak dikorbankan dengan konsumsi menu murah(an) yang tak sehat.

Baca juga: Lebih Menghargai Makanan di Ramadan Ini

2. Belanja: Offline vs Online

Hasil survei "Marketing in the Era of Mobile" dari perusahaan marketing InMobi, pada Februari 2021 lalu menunjukkan tingkat belanja online (daring) di Indonesia naik hingga 30% sejak April 2020. 

Belanja pangan, kuliner, pendidikan digital, dan game online termasuk e-commerce terlaris yang diserbu warganet +62 selama pandemi.

Sebaliknya, laporan survei yang sama juga mendapati bahwa terjadi penurunan sampai 47% untuk belanja offline (luring) di Indonesia saat pandemi. Pembatasan sosial berskala besar dan mikro menyebabkan masyarakat enggan belanja ke pasar maupun supermarket.

Meskipun begitu, opsi belanja luring juga jangan sampai kita lupakan begitu saja lho! Toko milik tetangga sebelah dan penduduk sekitar harus tetap dibeli untuk sehatnya ekonomi warga lokal.

Belanja ke warung tetangga juga lebih hemat karena tanpa biaya pengiriman (free ongkir). Selain itu, ramah lingkungan serta kesehatan pula karena dapat mengurangi polusi udara akibat emisi karbon dari kendaraan kurir.

Belilah via daring ketika barang tersebut sulit didapat secara offline. 

Jangan gampang tergiur promo online shopping karena harganya (pasti) sudah dinaikkan dulu sebelum di-diskon, beneran!

Saat belanja offline, tetap lakukan protokol kesehatan (prokes) ya. Tenang deh waktu badan plus isi dompet kita sama sehatnya hehehe...

3. Mencuci: Rumah vs Laundry

Untuk pakaian yang melekat di badan, lebih baik kita cuci di rumah. Saat dicuci di tempat laundry, baju kita tercampur-baur dengan konsumen lainnya yang kita tidak ketahui pasti kondisi kesehatannya satu per satu.

Prinsip kehatian-hatian dalam kesehatan selama pandemi patut kita lakukan terus, tak terkecuali urusan mencuci baju. 

WHO (World Health Organization) sebagai Badan Kesehatan Dunia menyarankan kita mencuci baju yang dipakai setelah bepergian dengan air hangat.

Tak sedikit pakaian yang mengandung plastik dan logam di kainnya maupun sebagai aksesorisnya. Menurut WHO, virus Covid 19 bisa bertahan pada plastik dan logam selama beberapa jam hingga 2-3 hari.

Jika harus mencuci di laundry, pastikan baju kotor kita telah disemprot dengan desinfektan sebelum dibawa ke laundry. Kita bisa pula meminta petugas laundry untuk memisahkan baju kita dengan membayar lebih atau membawa sabun cuci tersendiri.

Jalan tengahnya juga bisa dengan tetap mencuci baju dan kain yang ringan di rumah. Sementara itu, kain berat seperti selimut, bed cover, karpet dan sejenisnya dicuci oleh jasa laundry.

Baca juga: Cara Murah dan Alami Merawat Pakaian

4. Olahraga: Indoor vs Outdoor

Piye kabare olahraga saiki?*) Enak di jaman normal tho? Hehehe...

Selama pandemi, saya lebih memilih untuk berolahraga di rumah dengan dipandu sejumlah channel fitness (gratisan) dari Youtube. Saat berjalan atau berlari santai di luar rumah, saya pilih waktu yang sepi dan hanya sekitar 30-60 menit dengan memakai masker serta hand sanitizer.

Bagaimana dengan olahraga indoor di gym? Selama gym tersebut menerapkan prokes yang ketat, silakan berolahraga di gym.

Namun, saat tubuh kita lelah atau sakit, hindari dulu berolahraga di gym maupun di luar rumah.

Kita tak pernah mengetahui siapa saja orang tanpa gejala (OTG) yang berada di sana.

Intinya kita harus mampu mengukur kondisi dan kemampuan diri saat akan berolahraga di dalam/indoor maupun luar rumah atau outdoor. Niat kita untuk hidup sehat tentunya harus dibarengi kewaspadaan saat berolahraga selama pandemi.

5. Kendaraan: Pribadi vs Umum

Walaupun setahun ini kita (lebih) banyak belajar dan bekerja di rumah, kita tetap harus ke luar rumah sewaktu-waktu. Saat inilah, kita sering galau deh: Naik kendaraan pribadi atau umum ya?

Kegalauan ini umumnya terjadi untuk perjalanan jauh atau antar kota. Ingin naik mobil sedang banyak penyekatan tapi kita bisa minim interaksi dengan orang lain.

Sedangkan naik alat transportasi publik juga ribet tes ini-itu dan jelas tak terhindar untuk bersinggungan dengan orang banyak. Jadi mana yang lebih oke?

Kendaraan pribadi bisa dipilih saat kita bepergian bersama sejumlah anggota keluarga ataupun dengan membawa banyak barang.

Setidaknya kita telah mengetahui riwayat kesehatan seisi penghuni rumah.

Jika kita pergi seorang diri dengan minim barang pula, kendaraan umum dapat dipilih sesuai dengan jarak tempuh yang akan dituju. Pastikan kita telah menjalani sejumlah tes dan mengikuti prokes yang diwajibkan.

Pengalaman saya ketika menaiki KRL mendapati bahwa 99.99% para penumpang telah memakai masker (dengan benar yaitu menutup hidung) dan menaati aturan jaga jarak yang diterapkan serta memakai baju lengan panjang. Saat ada penumpang yang abai aturan, pasti ada saja penumpang lainnya yang berinisiatif untuk menegur.

6. Pengobatan: Alami vs Kimiawi

Siapa yang kini malah ngeri berobat ke rumah sakit karena khawatir (divonis) terjangkit Covid 19? Paman dan bibi saya sampai pernah berseloroh, 

"Sekarang flu dan bersin dikiit aja, udah dibilang Covid 19. Lha, padahal itu karena kehujanan!"

Saya termasuk orang yang lebih memilih obat alami, terutama tanaman herbal, saat sakit. Ketika batuk berdahak, mengunyah kencur yang telah dikupas dan meminum air kayu manis bubuk ternyata efektif mengobati batuk.

Resep Obat Batuk Alami dari Kayu Manis Bubuk

Bahan:

  1. Kayu manis bubuk 2-3 sdm
  2. Air hangat matang 300-500 ml (1-2 gelas sedang)
  3. Madu 1-2 sdm (sesuai selera)

Cara membuat:

  1. Campur kayu manis dengan air hangat.
  2. Aduk rata sampai tidak ada gumpalan bubuk yang terlihat.
  3. Saring air tersebut sehingga terpisah antara air dan ampasnya.
  4. Masukkan madu ke dalam air hasil saringan tersebut, aduk rata.
  5. Minum selagi hangat dan habiskan saat itu juga.
  6. Pastikan sudah membaca doa dulu ya sebelum meminumnya dan segera konsumsi air putih setelah air kayu manis bubuk dihabiskan untuk efek optimal.

Kita memang tak dapat memungkiri obat alami itu perlu waktu lebih lama untuk menyembuhkan daripada obat produksi pabrik. Namun, obat alami (jauh) lebih murah dan efek sampingnya juga lebih kecil dibandingkan obat-obatan kimia.

Saat harus mengonsumsi obat di pasaran, sebaiknya kita membelinya di apotek resmi sehingga bisa bertanya-tanya dulu dengan para apoteker/pegawai apotek di sana. Konsultasi kesehatan dengan sejumlah dokter via aplikasi digital juga bisa dilakukan sebelum mengobati diri.

Oh iya, pastikan kita tidak sotoy (sok tahu) setelah self-diagnose penyakit diri dengan membeli obat secara online tanpa resep dokter.

Segala bentuk efek samping dan komplikasi karena obat bebas (di luar resep dokter) menjadi tanggungjawab pembeli obat tersebut sepenuhnya atau tak termasuk malpraktek.

Bagaimana, sudah siap menerapkan tips hidup hemat dan sehat sehari-hari selama pandemi? Ingat pula ya untuk tetap menjalani gaya hidup sehat dengan mengikuti poin-poin tips di atas saat pandemi telah game over. Aamiin YRA. Salam sehat selalu.

Keterangan:

*)Bahasa Jawa= Bagaimana kabarnya olahraga saat ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun