Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Kita Menunda? Ini Penyebab dan Cara Mengelolanya

17 Oktober 2018   09:25 Diperbarui: 17 Oktober 2018   18:38 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dengan para blogger? Sikap pasif-agresif ini berpeluang terjadi saat blogger menerima job berupa artikel berbayar.  Sebenarnya dia malas atau tidak tertarik untuk menerima job tersebut.  Tapi, faktor kedekatan dengan sang pemberi job maupun (besarnya) honor yang akan diterima membuat sang blogger pun sungkan menolak.  Job tetap diterima namun artikel dimuat di ujung waktu dengan kualitas ala kadarnya.

Ketiga, penundaan banyak pula terjadi pada orang-orang yang bersifat optimis (optimism bias).  Para optimistik ini memiliki keyakinan bahwa (segala) sesuatu akan membaik seiring berjalannya waktu.  Saking optimisnya, mereka cenderung untuk seringkali memandang hidup dari sisi baiknya saja dengan mengabaikan sisi buruknya.

Para peneliti dari City, University of London, University Oxford, dan Yale University pada Januari 2018 mendapati bahwa orang yang mempunyai bias optimisme akan beresiko memiliki penilaian yang keliru terhadap masa depan mereka. Misalnya, mereka menunda tabungan dana pensiun karena beranggapan tetap sehat sampai tua.

Begitu pula dengan blogger yang optimis sehingga (tak) khawatir hingga hari terakhir lomba blog.  Resiko laptop bermasalah, listrik mati, apalagi server panitia lomba berulangkali down acapkali luput dari perhitungan para blogger yang optimis.

Mencicil tugas sedikit demi sedikit dapat mengurangi kebiasaan kita menunda (www.wikihow.com)
Mencicil tugas sedikit demi sedikit dapat mengurangi kebiasaan kita menunda (www.wikihow.com)
Kiat Mengelola Kebiasaan Menunda

Saya sengaja memakai kata 'mengelola' karena ada masanya kita tidak bisa menghindari penundaan.  Untuk Anda yang terbiasa bepergian dengan pesawat, delay penerbangan jelas di luar kuasa kita.  Tapi, datang lebih awal ke bandara sehingga bisa naik pesawat sesuai jadwal jelas dapat kita biasakan dan usahakan.  Setuju ya?

Untuk itulah, target yang spesifik menjadi solusi utama dan pertama untuk mengelola kebiasaan menunda.  Semakin abstrak dan umum suatu tujuan, maka orang akan cenderung menunda.  Ini sering terjadi pada orang yang sedang menjalani program diet.  

Kalimat "Saya ingin mengurangi berat badan di tahun 2018 ini" tidak akan seefektif pernyataan spesifik, "Selama 12 bulan di tahun 2018, setiap bulan berat badan saya akan berkurang 1 kg dengan berolahraga setiap hari Minggu selama 2-3 jam."

Untuk blogger, konsistensi menulis di blog juga bisa dimulai dengan jadwal yang spesifik seperti posting setiap akhir pekan.  Namun, patut dicatat pula. 

Spesifik tidak berarti kaku.  Jika target seseorang (terlalu) detil, maka ketika dihadapkan dengan kegagalan, orang tersebut akan menunda untuk bergerak lebih lanjut (move on) karena terlalu terpaku dengan target awalnya.  Idealnya, ada target spesifik plus alternatifnya.

Kecenderungan menunda juga dapat diminimalisir dengan chunking methods (membagi tugas besar menjadi bagian-bagian kecil).  Seperti kota Roma yang tidak dibangun semalam atau "Rome was not built in a day", keliling dunia juga dimulai dengan satu langkah. 

Pengalaman saya berulangkali membuktikan, persiapan (jauh) hari membuat kualitas pekerjaan itu meningkat sehingga memuaskan banyak pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun