Mohon tunggu...
Nisa Hestuning
Nisa Hestuning Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya asalah seorang guru Keterampilan Tata Busana di salah satu SLB negeri di Yogkayarta. Saya menyukai tentang kerajinan produk dari limbah kain seperti patchwork dan kerajinan yoyo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Tata Busana Materi Pembuatan Kerajinan Yoyo pada Anak Autis Jenjang SMALB

3 Desember 2022   12:36 Diperbarui: 3 Desember 2022   12:48 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semua warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Tak terkecuali untuk anak berkebutuhan khusus atau biasa kita sebut ABK. Anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu anak-anak yang menyandang kecacatan tertentu (disable children) baik secara fisik, mental dan emosional maupun yang mempunyai kebutuhan khusus dalam pendidikannya (children with special educational needs)(Suparno, 2007). Anak berkebutuhan khusus terbagai menjadi beberapa jenis ketunaan antara lain : tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, dan autis. Pelaksanaan pembelajaran bagi anak ABK pada umumnya adalah di SLB (sekolah luar biasa) dan di sekolah inklusi.

Seluruh satuan pendidikan di Indonesia harus memiliki manajamen pendidikan yang baik tak terkecuali bagai sekolah luar biasa (SLB). Berbeda dengan satuan pendidikan reguler atau umum istilah manajemen pendidikan di sekolah luar biasa disebut dengan manajemen pendidikan khusus yaitu manajemen sekolah untuk pelaksanaan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. SLB N 1 Bantul merupakan satuan pendidikan yang di dalamnya terdapat pelaksanaan pembelajaran untuk 5 ketunaan. Pembelajaran di SLB N 1 Bantul terdapat pembelajaran untuk anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autis. Jenjang pendidikan di SLB N 1 Bantul sendiri ada  TK, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Untuk jenjang TK hanya terdapat di pembelajaran anak tunarungu.

Menurut Bloom tujuan pendidikan dibagi menjadi 3 ranah kemampuan intelektual yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek psikomotorik merupakan salah satu aspek dari tujuan pendidikan yang berisi tentang keterampilan motorik dan kecakapan fisik berupa pola-pola gerakan atau keterampilan fisik dengan kata lain aspek psikomotorik ini menekankan pada skills yang dimiliki oleh peserta didik. Aspek psikomotorik di satuan pendidikan SLB dapat dikembangkan dalam beberapa jenis keterampilan. Jenis keterampilan di SLB N 1 Bantul terdapat Tata Boga, Tata Busana, Kriya Kayu, Batik, Cuci Motor, Tata Kecantikan / Ras, dan Pertanian. Beberapa jenis keterampilan ini diharapkan  dapat memenuhi kebutuhan, kondisi, dan kemampuan dari masing-masing setiap peserta didik yang berbeda-beda. Pemberian materi keterampilan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.

Tata Busana merupakan salah satu jenis bentuk keterampilan yang diberikan di SLB N 1 Bantul. Keterampilan Tata Busana ini diberikan pada jenjang pendidikan tingkat SMPLB dan SMALB. Materi yang disampaikan adalah tentang kebusanaan. Mulai dari menjahit dengan tangan seperti menjahit tusuk-tusuk dasar jahit dan menjahit sulaman. Menjahit menggunakan mesin jahit seperti menjahit produk lenan rumah tangga dan menjahit busana. Materi yang disampaikan bisa menyesuaikan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik yang mengikuti Keterampilan Tata Busana adalah anak tunarungu dan anak autis. 

Autis adalah kelainan perkembangan saraf kompleks yang ditandai dengan adanya masalah dalam interaksi sosial, komunikasi, miant terbatas, dan perilkau stereotip berulang (Siniscalco, Cirillo, Bradstreet dan Antonucci, 2013: 4261). Sering dijumpai anak autis kurang dalam melakukan kontak sosial dan tidak adanya kontak mata. Anak autis cenderung memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan terlambat dalam perkembangan bicaranya. Sebagian anak autis juga memiliki keterbatasan dalam aspek kognitif/ pengetahuan. Pemberian keterampilan pada anak autis lebih ke kemandirian supaya kelak tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain. Salah satu materi keterampilan Tata Busana pada anak autis dipilih keterampilan menjahit dengan tangan yakni menjahit kerajinan yoyo dalam bentuk linkgaran. Kerajinan yoyo merupakan salah satu keterampilan yang memanfaatkan limbah kain. Limbah kain merupakan salah satu jenis limbah yang sulit diolah karena termasuk ke dalam limbah anorganik yang tidak mudah terurai. Limbah kain jika diproses dengan baik dan benar akan menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah dan nilai jual yang tinggi. 

Kerajinan yoyo sendiri cukup mudah dibuat dan tidak memerlukan alat serta bahan yang banyak. Alat yang dipergunakan adalah gunting, jarum jahit tangan, pola bentuk lingkaran dari kertas karton. Untuk bahan yang digunakan cukup kain perca dan benang jahit. Pembelajaran kerajinan yoyo pada anak autis dimulai dengan menjiplak pola bentuk lingkaran di atas kain perca, menggunting kain perca sesuai garis pola, menjahit kain bentuk lingkaran menggunakan tusuk jelujur dengan kampuh sekitar 0,5 cm. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode explicit instruction dan demonstrasi. Dengan metode ini penyampaian materi  mudah dipahami oleh anak autis karena lebih terarah dan terstruktur. Media yang digunakan adalah alat peraga asli atau produk asli kerajinan yoyo bentuk lingkaran. Pada saat pembelajaran pembuatan kerajinan yoyo peserta didik merasa senang dan menikmati sehingga konsentrasi bisa fokus.

DAFTAR PUSTAKA

Daroni, G. A., Solihat, G., & Salim, A. (2018). Manajemen Pendidikan Khusus di Sekolah Luar Biasa Untuk Anak Autis. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 5(2), 196-204.

Haryani, A. C. (2018). PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MERANGKAI BUNGA DARI SEDOTAN PADA ANAK AUTIS DI SLB CITRA MAULIA MANDIRI. WIDIA ORTODIDAKTIKA, 7(4), 378-387.

Susilo, R., & Karya, A. (2012). Pemanfaatan limbah kain perca untuk pembuatan furnitur. Product Design, 2(1), 161961. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun