Mohon tunggu...
Nirmala Nurdiandani
Nirmala Nurdiandani Mohon Tunggu... Lainnya - menjadi baik bukan suatu masalah

tetap menjadi orang baik walaupun banyak yang jahat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Harta, Tahta, Karir Wanita

5 Desember 2020   07:45 Diperbarui: 6 Desember 2020   00:29 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap orang baik wanita atau laki-laki pasti memiliki mimpi atau cita-cita. Hal itulah yang dapat membuat semangat untuk berjuang demi menggapai mimpinya. Mimpi yang kita harapkan sama dengan menggapai karir dalam hidup. Tidak ada seorangpun yang tidak memiliki mimpi dalam hidupnya. Untuk mencapai mimpi itu langkah awal yang harus dilakukan adalah menjadi orang yang berpendidikan. Berpendidikan menjadi hak untuk siapapun termasuk  untuk wanita.

Wanita yang berpendidikan tinggi pasti akan dapat peluang karir yang besar. Harta yang didapatkan pun pasti akan memuaskan diri. Harta disini dimaksudkan ketika kita dapat menghasilkan penghasilan sendiri itu akan lebih menyenangkan dibanding meminta kepada orang tua. Karena dapat digunakan semau kita sendiri. Tetapi tetap saja menghemat juga harus tetap dilakukan walaupun kita sudah berkarir atau bekerja.

Jabatan yang akan didapat juga pasti tidak akan kalah dengan para lelaki. Semakin giat kita berkarir semakin tinggi pula jabatan yang akan didapat. Misalnya jika kita bekerja di perusahaan, awalnya hanya menjadi karyawan biasa tetapi ketika kita rajin, giat, dan selalu berusaha menjadi yang terbaik, maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan naik jabatan. Begitupun ketika berbisnis yang awalnya dirintis oleh diri sendiri lama-kelamaan pasti akan memiliki karyawan. Dan secara tidak langsung kita memiliki jabatan yang lebih tinggi. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, semakin tinggi pula harta atau penghasilan yang akan kita dapatkan.

Menurut saya karir bagi wanita itu penting dan perlu. Apalagi  bagi wanita yang belum berumah tangga memang sepatutnya harus berkarir untuk menggapai mimpinya. Dengan berkarir pasti dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri. Dari mulai berpakaian, berdandan dan berwirausaha mengasilkan uang sendiri atau harta sendiri. Selain memenuhi kebutuhan diri sendiri, dapat pula mengurangi beban orang tua.

Sudah saatnya kita menjadi orang yang  berguna untuk orang tua dan mengurangi beban orang tua kita, mereka yang telah mengurus kita dari kecil hingga dewasa. Mereka yang membiayai pendidikan kita, sudah seharusnya giliran kita yang memberikan kebahagiaan untuk orang tua kita dengan cara kita berkarir.

Memulai berkarir memang tidak mudah, tetapi jika kita meniatkannya, mencobanya dan berusaha melakukannya pasti kita bisa memulainya. Dalam berkarir kita harus percaya diri, juga berani berisiko untuk mengorbankan waktu dan pikiran. Tidak pernah mencoba dan tidak pernah berusaha adalah masalah bagi hidup kita, karena itu akan menghambat mimpi kita yang akan menjadi apa dan seperti apa.

Berkarir juga dapat dilakukan ketika kita masih remaja atau berusia muda. Bahkan lebih baik jika dilakukan dari semasa muda. Karena menurut saya karir adalah penunjang masa depan. Berkarir dimasa muda juga melatih kemandirian. Apalagi jika anak pertamanya itu perempuan, ia harus tangguh, bahunya harus sekuat baja untuk menahan dan mengurangi beban orang tua, juga memiliki tanggung jawab yang besar jika mempunyai adik, jika tidakpun tetap sama menjadi tanggung jawab yang besar untuk orang tua.

 Memulai karir disaat usia muda dapat menguntungkan diri sendiri yakni dapat bersenang-senang karena sudah menghasilkan uang dari hasil jerih payahnya sendiri. Dan secara tidak sadar dapat melatih diri sendiri untuk mengatur waktu dengan baik juga melatih pola pikir yang kritis ketika dihadapkan oleh berbagai masalah.

Umumnya, dari sejak zaman dulu wanita selalu dianggap sebagai orang yang hanya cocok untuk mengurusi urusan rumah tangga. Seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian, mencuci piring, menyetrika, memasak, mengurus anak dan lain sebagainya yang berurusan dengan rumah tangga. Juga seringkali banyak yang berbicara “untuk apa bekerja, untuk apa berpendidikan tinggi-tinggi padahal ujung-ujungnya juga balik lagi kedapur, urus suami dan anak”.

Sebagai orang Indonesia tentu kita mengenal seorang pahlawan wanita yang bernama RA Kartini. Beliau dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita. Yang memperjuangkan hak wanita atas pendidikan. Sehingga, sampai saat ini hak tersebut masih ada. Pendidikan yang lebih tinggi memberikan kesempatan untuk wanita dapat bekerja untuk mengembangkan diri dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi.

Jangan pernah menyalahkan wanita untuk berpendidikan lebih tinggi, karena yang akan mengajarkan edukasi pada anak pertama kalinya ialah seorang ibu. Ketika anak tidak tahu sesuatu siapalagi kalau bukan sosok ibu yang berperan untuk mendidiknya. Etika seorang anak akan terbentuk dari dalam keluarga dulu, baru akan sampai ke interaksi dengan yang lainnya. Jika kita mengedukasinya dengan benar, anakpun akan menjadi anak yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun