Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

“Head-to-Head” Ahok Vs. Ridwan Kamil: Kamikaze Politik Dua Jago, Lainnya Jadi Abu

28 Februari 2016   17:17 Diperbarui: 28 Februari 2016   17:28 2491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nikita I Sumber www.gossipsartist.blogspot.com"][/caption]

Siapa pun yang akan maju di Pilgub DKI 2017, perang sesungguhnya hanya akan terjadi pada Ahok - yang didukung oleh Nikita - versus Ridwan Kamil – jika jadi maju besok, lho. Para calon lain siapa pun mereka hanya akan menjadi alat pemecah suara saja dan menjadi abu. Ahok berkibar seolah pasti akan menang. Sementara Ridwan Kamil alias Rika digemborkan menjadi penantang serius Ahok. Mari kita telaah perang head-to-head antara Ahok dengan Rika dengan hati gembira ria riang senang girang tertawa terbahak suka-cita persta-pora menonton menari menyanyi pesta-pora senantiasa selamanya.

Maka dalam perang head-to-head antara Ahok dengan Rika, dipastikan akan terjadi bunuh diri politik. Salah satunya akan kalah. Bagi Rika kekalahan di Pilgub DKI Jakarta akan menguburnya sebagai gelandangan politik dan paling banter akan jadi pengurus partai agama PKS. Namun, jika menang maka Rika dipastikan akan menantang Presiden Jokowi di 2019 dan menang sebagai orang Pasundan pertama yang memimpin atas tanah Jawa selama 1000 tahun.

Sementara, bagi Ahok, kekalahan di Pilgub DKI Jakarta adalah kisah akhir sepak-terjang orang baik dari kalangan minoritas di Indonesia. Kekalahan Ahok adalah kembalinya kekuatan DPRD yang merampok uang rakyat dan kembalinya rakyat menjadi penonton penjarahan Rp 60 triliun uang rakyat DKI menjadi bancakan alias pesta-pora para koruptor di DKI Jakarta tanpa pembangunan. Dan bagi Ahok pribadi akan menggiringnya pulang kampung atau menjadi Menteri Agraria.

Sementara bagi para calon lain, majunya Rika akan menutup peluang raihan suara. Adyaksa Dault alias Sada yang akan dijadikan tandem Rika, dan juga perkiraan tandem dengan Gaun alias Sandiaga Uno, dengan mengubur calon lain yang tak laku seperti Yusihma alias Yusril Ihza Mahendra. Pun gemboran Biem Benyamin dan juga gebrakan Boy Sadikin yang kabur dari PDIP gegara PDIP memasangkan Djarot untuk mendampingi Ahok, semakin menguatkan persaingan hanya antara Rika dan Ahok. Dipastikan para calon lain hanya akan menjadi pemecah suara.

Majunya Rika pun bukan disebabkan oleh realita kemenangan di depan mata, namun lebih pada gambling dan perjudian. Rika memahami dengan sangat cerdas – sebagaimana para kader partai agama PKS – bahwa jangankan kedudukan gubernur DKI, jabatan walikota pun kalau perlu dikejar seperti kasus si tak tahu malu Nur Mahmudi Ismail, atau Hidayat Nur Wahid yang berambisi maju bersama Rika.

Majunya Rika dengan pasangan Hidayat Nur Wahid sebagai tandemnya bertujuan menuntaskan sakit hati Hidayat yang keok di 2012 melawan Jokowi-Ahok. Bagi partai agama PKS dukungan Gerindra dan partai agama PKS untuk Rika dianggap sebagai soluisi kemenangan.

Harus diakui, kenekadan Rika maju dan meninggalkan Bandung karena disebabkan (1) sikap mental peragu, dan sifat ambisius Rika sebagai kader partai agama PKS, (2) prestasi stagnan alias nol di Bandung, (3) komporan pentolan partai agama PKS seperti Hidayat Nur Wahid dan dendam politik Prabowo, (4) elektabilitas nomor dua setelah Ahok di DKI.

Nah, menjadi menarik perang head-to-head antara Ahok-Djarot melawan Rika-Gaun di Pilgub DKI Jakarta. Yang menang akan menjadi jawara, yang kalah akan menjadi abu, siapa pun orang itu. Pun para calon gubernur lain selain Rika dan Ahok hanya akan menjadi penggembira saja. Salah-salah bahkan bagi Rika kalah dalam pilgub DKI Jakarta 2017 hanya akan membuat Rika jadi gelandangan politik yang paling banter menjadi pengurus partai agama PKS. Jika Rika menang, maka jabatan sebagai Presiden RI 2019 di depan mata. Jika Ahok menang itu kemenangan demokrasi dan Indonesia.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun