Setelah berjam-jam diperjalanan akhirnya azizah pun sampai di lokasi tempat saudaranya pernah bertemu dengan ayah azizah 15 tahun lalu. Dengan semangat yang membara azizah berkeliling kampung menanyakan ke setiap warga yang ada dikampung tersebut. Hari pun mulai malam setelah seharian mencari ayahnya namun tidak ada satupun yang kenal dengan nama ayahnya tersebut. Saudara azizah pun mengajak azizah pulang karena sudah 3 kali berkeliling kampung tersebut dan ke kampung lainpun sudah dicari namun tidakn bertemu atau ada kemajuan informasi apapun.
Dengan perasaan kelu serta badan yang sudah lesu letih berputar kesana kemari mencari cinta pertamanya dengan secarik nama. Air matapun telah terbendung di pelupuk matanya siap menghujani pipi azizah. Namun Azizah tetap tegar menahan akr mata sambil tersenyum b mengiyakan saudaranya yang mengajak nya pulang.
Diatas motor berjuta rasa sakit yang dirasakan azizah, hingga air matapun tak kuasa ia tahan, turunlah air matanya yang disertai hujan rintik-rintik yang memudar kan air matanya. Azizahpun pulang dengan air mata yang diiringi senyuman leganya karena sudah berusaha mencari ayahnya.
Hari pun berganti dan datanglah waktu azizah berpisah dengan keluarga dari ibunya dikampung. Dengan langkah kaki yang berat azizah pun melangkah mkembali menuju pondok di Jakarta tempat ia menimba ilmu.
Setelah beberapa tahun kemuadian ia dipertemukan dengan sosok laki-laki yang tidak beda jauh umur darinha. Azizah yang tak pernah pacaran dibuat takjub dengan kesungguhan  dari lelaki tersebut yang ingin meminangnya menjadikan azizah pendamping hidupnya.
Dia lelaki yang sangat penyayang dan penuh perhatian, dengan penuh kebimbangan azizah sholat istikharah, kemudian Allah memberikan jawaban, lalu azizah memutuskan untuk ta'aruf dengan pria tersebut.
sekian...