Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

mencoba mengekspresikan diri lewat tulisan receh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagai Cangkang Kerang (part 2)

23 Mei 2024   13:39 Diperbarui: 23 Mei 2024   15:54 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagai Cangkang Kerang (Part 2)

"Borobudur ... Borobudur!" teriak kenek.


"Mbak turun Waing?" teriaknya padaku.


"Iya," jawabku lirih.


"Hati-hati, ya Mbak," pesan si ibu di depanku.


Badanku terasa oleng alias melayang.
Aku merogoh uang ongkos angkot di saku, tetapi kucari-cari baik di saku kemeja maupun di saku rok tidak juga kutemukan. Lumayan panik sehingga terdengar suara.  



"Sudah turun saja, ongkosnya kubayarkan! Hati-hati!"  pesan si Bapak.


"Terima kasih, Pak," jawabku menggangguk santun sambil turun.


Mungkin wajahku merona bagai lobster rebus. Malunya ....  


Begitu turun dari angkot, Arnold ketua kelasku kebetulan sedang lewat bersepeda motor dengan perlahan. Tepat di belakang aku turun dari angkot itu.


"Aka? Kau naik angkot?" tanyanya heran sambil mengernyitkan kening dan menelengkan kepalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun