Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

mencoba mengekspresikan diri lewat tulisan receh

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terluka Karena Kata

23 Mei 2024   00:02 Diperbarui: 23 Mei 2024   00:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Terluka karena Kata
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu  

"Pokoknya hari ini juga harus ditemukan! Silakan semua mencari, entah di mana! Rapat dibubarkan!" sanggah Kepala Sekolah itu dengan sewot dan ketus.


Tentu saja sambil menggebrak meja sehingga membuat peserta rapat bergeming. Kecuali salah seorang guru yang sedang hamil. Guru ini langsung angkat kaki meninggalkan ruang rapat tanpa pamit.


Aku sedang berada di ruang rapat sebuah SMA swasta. Sekolah yang bersedia menampungku setelah sekolah lama tidak beroperasi lagi karena ditutup.


Sebagai guru baru, yang kebetulan baru saja masuk dan langsung rapat mendadak, aku ikut syok. Ibu kepala sekolah begitu meledak-ledak. Aku yang tidak tahu apa-apa, nyaliku menjadi ciut.


"Kuatkah aku mengabdi di tempat ini? Dengan sosok kepala sekolah yang aduhai ini?" batinku meronta.



Aku salah tingkah. Tidak tahu apa yang harus kulakukan. Sejenak kemudian, semua beranjak dan sibuk dengan urusan masing-masing. Padahal, belum satu pun kukenal.


Ternyata, pelan-pelan kuketahui bahwa yang hilang adalah ijazah siswa.


"Waduh, ini sistem administrasinya bagaimana? Kok bisa barang berharga dan penting begitu hilang?" pikirku berkelana.  


Saat perang frontal itu, aku duduk terpaku seolah membeku pada suatu bangku di ujung ruang sempit. Kesan hari perdana masuk ke sekolah baru, sungguh tidak nyaman. Beruntung aku ikut dipulangkan bersama semua persona di sekolah. Hal langka yang tak pernah kutemukan dan kualami sejak bertahun-tahun menjadi guru di beberapa sekolah.


"Emergensi!" lirih Wakasek sambil menutup mulut dengan telunjuk sesaat setelah kepala sekolah beranjak pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun