Drama Sebabak
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
Sore itu hujan masih turun membasahi bumi. Dengan baju dinas agak basah, sehabis pulang kantor, aku mampir di sebuah depot Soto Ayam di Jalan Tumenggung Suryo. "Pasti badan hangat jika makan soto," pikirku.
Aku memesan semangkuk soto ayam dan duduk menunggu sambil membaca koran yang disiapkan di tempat itu.
Tiba-tiba seorang ibu usia sekitar tiga puluhan datang dengan dua anaknya yang masih kecil. Dia menggendong anaknya yang masih balita dan menuntun satu anaknya yang lain.
Si ibu bertanya kepada penjual soto, "Berapa Pak sotonya seporsi?"
"Tiga belas ribu, Bu!" jawab pedagang soto.
"Maaf, Pak. Kedua anak saya ini ingin sekali makan soto, tetapi uang saya hanya sepuluh ribu. Maaf, ya Pak. Apa bisa dibuat dua porsi? Walau isinya sedikit nggak apa-apa, yang penting kuahnya banyak!" imbuhnya.
"Ohh, ... mari Bu, silakan duduk!" ajak pedagang soto.
Lalu tidak sampai sepuluh menit dihidangkannya di depan ibu itu tiga mangkuk soto porsi besar. Sambil tersenyum, pedagang itu mempersilakan si ibu menikmati sotonya.
"Tetapi, Pak. Uang saya hanya sepuluh ribu!" kata si ibu dengan kebingungan. Rupanya masih memiliki harga diri untuk tidak sekadar meminta-minta.