Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mother How Are You Today

30 Maret 2024   08:17 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:43 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika malam ini sengaja kubuka Youtube dan kucari dua lagu di atas, kupuaskan dengan doa dan tangisku kepada Tuhan.

"Ampunilah hamba, jika masa kecil dan remaja hamba kurang menghargai sosok ibunda. Ampunilah ketiga putra hamba yang melupakan keberadaan hamba pula. Biarlah kebaikan, kesejahteraan, kesehatan, dan kesuksesan Tuhan limpahkan kepada mereka di mana pun mereka berada, amin."

Hanya terpaut beberapa jam, kejutan demi kejutan kudapatkan! Bersyukur, seolah seperti telepati, putra bungsuku tetiba mengirimkan pesan via WhatsApp menanyakan kabar dan hendak mengirimiku hadiah ulang tahun. Kejutan berikutnya pada hari yang sama ini, tidak kuduga, putra tengahku datang dari ibu kota menginap semalam karena mendapat tugas di Jawa Timur. Sungguh, betapa baiknya Tuhan. Apa yang tidak kupikirkan pun dianugerahkan-Nya!

Lalu sekali lagi kudengar siaran Radio Sangkakala yang menyiarkan lagu rohani bertajuk 'Di Doa Ibuku Namaku Disebut' terbayang pula pada netraku betapa ibu yang sebenarnya adalah nenek sambungku itu bertelut dan berdoa. Di dalam doa beliau tersebut jelas kudengar namaku disebut. Oleh karena itu, aku pun langsung melakukannya untuk ketiga pangeranku. Doa orang tua kepada putra-putrinya bagaikan pagar yang melingkupi agar putra-putri si buah hati dilindungi-Nya dengan luar biasa.

Kalau dulu zaman ketika aku hendak merantau untuk melanjutkan studi, Kakek mengajakku ke orang pintar untuk meminta azimat, yakni benda pusaka yang dipercaya bisa menolak bala, aku tidak melakukan hal yang sama. Aku hanya menyerahkan ke tangan Tuhan sang Pencipta yang Empunya Surga, sekalipun ketiga pangeran tampanku berpetualang berburu ilmu hingga ke Amerika Serikat, yang memberikan kepada mereka pagar. Pagar yang menyelamatkan hidup mereka. Pagar yang melindungi dari segala marabahaya dan bencana.   

Inilah lirik lagu yang dilantunkan dengan suara emas oleh Natashia Nikita tersebut: 

Di Doa Ibuku Namaku Disebut

Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi, ibuku bertelut
Sujud berdoa kudengar namaku disebut

Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku dengar, ada namaku disebut

Seringlah kini kukenang, di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris kusesat
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar, namaku disebut

Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku dengar, ada namaku disebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun