Mohon tunggu...
Ninik Karalo
Ninik Karalo Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berhati mulia

Fashion Designer, penikmat pantai, penjelajah aksara-aksara diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terciduk Belantaraku

7 Juni 2020   20:15 Diperbarui: 8 Juni 2020   08:20 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Derunya gerigi tak terhentikan hingga melerai ilusi

Kristal malam tak mampu meliuk-liukkan helai

Dedaunan tak bernyali terbang apalagi bersenda gurau

Lantangnya akustik rie-rie tak lagi melengking

terciduk belantaraku

tercabik satwaku

Menyelinap di antara dengung dongeng cinta

Layaknya pesta malam memperebutkan juara

Pembalakan meruah, menyulut tandusnya belantara

Embun tak lagi mesra menggauli dedaunan

terhempas hutanku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun