PENDIDIKAN MEMBEBASKAN, BELAJAR YANG MERDEKA
Ujian Nasional (UN) tahun 2021 tidak ada lagi. Telah diubah polanya oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Salah satu dari 4 gebrakan merdeka belajar dari Menteri Nadiem. Tidak ada lagi tekanan UN kepada murid. Yang hanya satu-satunya ukuran kelulusan murid.
Pendidikan jadi tidak adil. Murid hanya tertuntut "asal" lulus UN sesuai syarat nilai. Murid lalu masa bodo setelah itu untuk realitas masa depannya. Murid hanya beraktivitas formal. Lulus, kemudian melanjutkan ke jenjang studi selanjutnya. Tidak tumbuh kesadaran apakah strata pendidikan selanjutnya itu memang sesuai potensinya.
Atau; murid tidak mengetahui akan melakukan apa di jenjang sekolah selanjutnya yang menopang bakat terpendamnya. Kompetensi murid tersumbat. Murid hilang daya kritis. Kritis terhadap kebutuhan masa depan dirinya yang sesuai pergerakan zaman. Hilang sikap kritis memandang yang terjadi di sekitarnya. Agar dirinya bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Menteri Nadiem hadir. Memerdekakan pola pendidikan lama. Dan tepat: salah satunya dengan mengubah UN.
Paulo Freire -seorang Tokoh Pendidikan Dunia- menjelaskan bahwa pendidikan harus membebaskan peserta didik dari segala bentuk situasi terkekang (penjajahan). Pendidikan yang dilakukan harus membentuk kesadaran peserta didik terhadap realitas. Begitu konsep Paulo Freire.
Merdeka belajar, mengubah UN, adalah cara Menteri Nadiem melepaskan murid dari ketakutan belajar. Murid yang terjajah oleh ancaman tunggal kelulusan dari UN. Upaya Menteri Nadiem membentuk kesadaran murid agar tidak penting menghafal, namun tak tahu dengan situasi yang telah berubah.
Sehingga hilang keinginan menyadari realitas. Hanya dipaksa menghafal yang sudah tidak relevan dengan situasi dunia. Merevolusi sistem pendidikan yang usang sedang dilakukan Menteri Nadiem.*