Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Senang menulis, pembelajar.

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi. Penulis kumpulan cerpen "Asa Di Balik Duka Wanodya", ,Novel “Serpihan Atma”, Kumpulan puisi”Kulangitkan Asa dan Rasa, 30 buku antologi Bersama dengan berbagai genre di beberapa komunitas. Motto: Belajar dan Berkarya Sepanjang Masa tanpa Terbatas Usia. Fb Nina Sulistiati IG: nsulistiati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen Anak "Arga dan Sang Penjaga Pagi"

28 Agustus 2025   23:11 Diperbarui: 28 Agustus 2025   23:11 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangunkan anak. Sumber gambar: https://www.alodokter.com/bunda-ini-5-tips-membangunkan-anak-di-pagi-hari

Mentari pagi masih malu-malu hadir ke bumi. Awan gelap masih menyelimuti ketika suara kokok ayam jantan menggema dari ujung kampung. Titik embun masih tampak di pucuk-pucuk dedaunan.

"Kukuruyuuuuk!" Suara ayam jago terdengar dari kandang ayam para petani. Suaranya saling bersahutan nyaring, seakan mengajak semua warga di desa itu untuk membuka mata.

Sementara jarum jam di  dinding sebuah rumah bercat biru muda sudah menunjukkan angka 5. 15. Namun, seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun, masih meringkuk di bawah selimutnya yang hangat. Kepalanya hampir tak terlihat tertutup selimut.

Seorang wanita paruh baya melangkah ke kamar Arga. Lampu meja belajarnya masih menyala redup, layar ponsel tergeletak di samping bantal. Ada suara musik game yang belum sempat ia matikan. Selimutnya berantakan, matanya masih terpejam dengan napas berat seperti orang yang kelelahan.

Semalam   lagi-lagi Arga, putera bungsunya itu menolak tidur cepat. Berkali-kali ibunya mengetuk pintu dan menyuruh Arga istirahat, tapi hanya terdengar gumaman kecil

, "Sebentar lagi, Bu... masih level terakhir." Kini, akibat "sebentar lagi"-nya itu, matahari sudah tinggi sementara Arga masih terlelap, tenggelam dalam mimpi, seolah tak peduli waktu terus melaju.

"Arga... ayo bangun, Nak. Sudah pagi. Kamu pasti belum salat Subuh," panggil ibunya lembut.

"Arga...masih ngantuk, Bun. Sebentar lagi ya," gumam Arga sambil menarik selimut lebih rapat.

Ibunya hanya menghela napas dalam. Arga sudah sering terlambat bangun pagi gegara dia asyik main game. Putra bungsunya ini seringkali mendapat teguran guru karena terlambat masuk sekolah. Dan kejadian itu berulang terus.

"Ayo bangun, Nak!" ujar ibunya seraya menyingkap selimut yang menutupi Arga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun