Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Air Mata Belantara (Bagian 2)

23 Oktober 2023   09:11 Diperbarui: 23 Oktober 2023   09:27 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari menyelinap dari sela- sela bilik bambu dan menyilaukan netraku. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan yang mulai terang. Berbeda dengan semalam yang gelap gulita tanpa cahaya oenerangan.
Aku melihat Pras masih setia berada di sampingku dan Tejo terlelap di depanku.

Perutku mulai terasa perih. Ada bunyi aneh berasal dari sana. Semalaman kami dikurung tanpa diberi makan dan minum. Pantas saja cacing- cacing di perutku sudah  menuntut.

"Kamu sudah bangun, Kin?" Suara Pras terdengar tak jauh dari telingaku. Rupanya aku tertidur seraya bersandar di bahu Pras.  Pantas saja suaranya sangat dekat.

"Maaf, aku tidur di bahumu, Pras. Pasti kamu  terganggu dan tak nyaman ya," ujarku sambil memperbaiki posisi dudukku

"Tak apa- apa, Kin. Melihatmu dalam keadaan baik- baik saja sudah cukup membuatku senang," jawab Pras sambil membentuk  kedua  jarinya menjadi bentuk love.


"Kamu ini sempat- sempatnya  menggombal dalam kondisi begini," ujarku sambil menahan malu
Pras memang sosok laki- laki idamanku. Dia selalu mengayomiku. Aku merasa aman dan nyaman jika berada di dekatnya meskipun status kami hanya sebatas sahabat . Belum ada kata apa pun keluar dari mulut Pras selama ini. Padahal aku sudah berharap jika kami bisa bersama dengan status yang berbeda

Baca juga: Rendezvous

"Hai,melamun!" teriak Pras membuatku kaget.  Aku hanya tersenyum.

"Jo, bangun!" Pras membangunkan Tejo yang tepat tertidur di hadapannya. Tejo tampak bergeming. Mungkin dia sangat lelah setelah seharian berjalan dan kini dikurung di gudang ini.

"Gubrak!" Suara pintu dibuka terdengar keras sekali.
Beberapa orang datang dengan wajah yang menyeramkan. Tubuh mereka bertato layaknya preman - preman jahat yang suka ada di film laga. Mereka memandangi kami dengan sorot tajam.

"Kalian mau apa menyelinap ke tempat kami!" hardik laki- laki berjaket biru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun