Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mati Suri

29 September 2021   11:12 Diperbarui: 29 September 2021   11:19 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jasad yang keluar dari tubh. https://intisari.grid.id/

"Menurut suaminya, ibu ini terjatuh di kamar mandi dan membentur lantai kemudian dia tak sadarkan diri," jelas suster itu.

"Sudah berapa lama ibu ini pingsan?" kembali dokter itu bertanya.

"Sudah satu jam sejak terjatuh di rumah, Dokter," jelas suster lagi.

"Tolong panggilkan keluarganya dan temui saya di ruangan," perintah sang dokter.

Aku melihat suamiku memasuki ruang dokter tadi. Aku mengikuti mereka dan berdiri di sudut ruang dokter.  Kedua anakku menemaninya.

"Silakan duduk, Pak, "ujar dokter mempersilakan dengan santun. Mereka duduk di kursi yang ada di depan meja dokter.

"Pak, ada beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan istri Bapak. Apakah setelah terjatuh ada pendarahan yang keluar dari hidung atau mulut?" tanya dokter.

"Tidak ada, Dok. Istri saya langsung tak sadarkan diri. Kemudian saya cepat-cepat membawanya ke sini." Suamiku menjelaskan kronologis kejadiannya.

"Begini Pak, kami akan melakukan tindakan selanjutnya. Cedera istri Bapak tidak terlihat dan harus melakukan CT Scan. Tindakan itu untuk mengetahui cedera yang dialami pasien ringan, sedang atau berat. Kami khawatir ada luka dalam bagian otak yang tentunya akan membahayakan jiwa apalagi istri Bapak tidak mengeluarkan darah saat terjatuh dan langsung pingsan," jelas dokter panjang lebar.

"Lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok. Saya mohon selamatkan istri saya," pinta suamiku.

"Pak dokter selamatkan Bunda ya. Aku tidak mau kehilangan bunda," ujar putriku yang berdiri di samping ayahnya sambil menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun