Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mati Suri

29 September 2021   11:12 Diperbarui: 29 September 2021   11:19 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jasad yang keluar dari tubh. https://intisari.grid.id/

                                                                                                                 ***

Siang itu amarahku meledak. Amarah yang sudah kupendam hampir satu minggu ini. Kesabaran yang kumiliki sudah habis. Selama ini aku sudah cukup sabar menghadapi ulah suamiku yang sulit kupahami. Sudah satu minggu ini dia selalu pulang malam. Katanya banyak pekerjaan yang harus cepat diselesaikan karena sudah mau dead line. Hal itu yang mengharuskannya kerja lembur setiap malam.

Awalnya aku mempercayai semua alasan yang disampaikannya. Aku mencoba untuk tidak terprovokasi oleh ucapan Dania, adikku.

"Mbak, kamu harus hati-hati lo. Mas Bayu sudah mulai pulang malam. Alasannya pasti lembur, kan? Coba sekali-kali kamu datangi kantornya agar bisa melihat kebenarannya," ujar Dania saat aku curhat kepadanya.

"Masa harus sampai seperti itu, Dik. Selama ini mbak percaya kok sama mas Bayu. Dia sangat mencintai aku dan anak-anak. Mana mungkin dia mau berbuat macam-macam," jawabku sambil memandang adik bungsuku ini.

"Mbak memang terlalu percaya kepada mas Bayu, sih. Coba ingat-ingat oleh mbak gelagat mas Bayu akhir-akhir ini ada perubahan atau tidak." Kembali Dania berusaha meyakinkan aku.

"Maksudmu, Dik?" tanyaku tak mengerti. Aku melihat Dania menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mbakku yang satu ini lugu sekali. Maksudku apakah tingkah laku mas Bayu ada perubahan, misalnya mas Bayu sekarang lebih rapi penampilannya dan lebih harum. Kemudian dia jarang makan di rumah dan sering terlambat pulang kantor atau mas Bayu mengurangi jatah bulananmu, Mbak," papar Dania sambil memainkan jemarinya.

"Ah, kamu banyak nonton sinetron, Dik," ucapku sambil tertawa.

Kemudian aku merenungkan apa yang tadi dikatakan Dania. Selama ini mas Bayu berpenampilan biasa-biasa saja. Namun dia memang sering pulang malam dan jarang makan di rumah karena dia lembur di kantornya. Kata mas Bayu, kantor menyiapkan makan malam bagi karyawan yang kerja lembur.

Apakah aku patut mencurigai mas Bayu yang sudah bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Rasanya tidak adil jika aku melakukan hal tersebut. Sebagai seorang isteri harus tetap memberi kepercayaan kepada suami agar tidak menjadi isteri durhaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun