Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Agung Sang Cipta Rasa: Sejarah dan Kisah Heroik

1 Mei 2021   09:08 Diperbarui: 1 Mei 2021   15:50 2215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Cipta Rasa Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Sumber gambar: daruttahuid


Bangunan menyerupai bentuk limas yang memiliki atap tiga tingkat dan tembok merahtetap berdiri kokoh 

Jika akan berbicara tentang Masjid agung Sang Cipta Rasa yang berdiri kokoh di kompleks keraton Kasepuhan ,kita tetap harus memahami terlebih dahulu sejarah kota Cirebon itu sendiri. Cirebon dikenal sebagai kota udang karena banyak penduduknya yang bekerja sebagai nelayan. Cirebon juga dikenal sebagai kota pelabuhan. Di kota ini terdapat pelabuhan yang dijadikan tempat berlabuh para saudagar sejak zaman dahulu kala.

 Kota yang berada di pesisir utara Jawa ini terkenal juga dengan sebutan kota wali. Mengapa demikian? Kota ini menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Salah satu wali songo yang dikenal dengan Syekh Syarif Hidayatullah atau dikenal juga dengan panggilan Sunan Gunung Jati menyebarkan ajaran Islam di daerah ini.

Cirebon memiliki sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa yang disampaikan oleh Sunan Gunung Jati

Sejarah Cirebon

Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan yang cukup luas daerah kekuasaannya, meliputi tatar Sunda termasuk daerah pantai utara Cirebon.Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi memiliki tiga orang anak dari permaisurinya Gusti Ratu Subanglarang.

Ketiga anak itu bernama Raden Walangsungsang, Raden Kian Santang dan Nyi Mas Rarasantang. Ketiga anak dari puteri Subanglarang ini beragama Islam karena mengikuti agama yang dianut ibunya. Hal itu menyebabkan mereka tidak berhak memimpin kerajaan. Pada zaman itu penduduk Pajajaran masih banyak yang menganut agama Hindu dan Budha, termasuk ayahanda Raden Walangsungsang sendiri yang masih menganut agama Hindu. Tahta kerajaan diberikan kepada adiknya Raden Suriawisesa, putra Raja siliwangi dari Ratu

Akhirnya Raden Walangsungsang yang juga dikenal dengan panggilan Pangeran Cakrabuana mendirikan sebuah pedukuhan di daerah kebon pesisir (Caruban), di pesisir pantai utara (tahun 1430). Pangeran Cakrabuana pun mendidirikan Kuta Kosod (tumpukan bata merah yang disusun rapi dan tanpa spasi) yang akan dipakai sebagai tempat tinggal. Bangunan itu terkenal dengan Istana Pakungwati.

Pangeran Cakrabuana juga mendirikan sistem pemerintahan di dukuh tersebut.

Pangeran Cakrabuana juga berguru ilmu agama Islam kepada Syek Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dan menjadikan beliau sebagai penasehatnya.

Sejarah Berdirinya Masjid Agung Cipta Rasa

Ruang Utama Masjid Sang Cupta Rasa. Sumber: indonesiakaya.com
Ruang Utama Masjid Sang Cupta Rasa. Sumber: indonesiakaya.com
Masjid Agung Sang Cipta Rasa didirikan oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1409M. Masjid ini dipakai sebagai pusat penyebaran agama Islam di dukuh Caruban sekaligus tempat untuk mengaji agama Islam.

Nama dari masjid Sang Cipta Rasa memiliki makna sendiri. Kata 'Sang' bermakna keagungan. Kata 'Cipta' memiliki arti dibangun atau dibuat. Kata 'Rasa' bermakna digunakan. Masjid Sang Cipta Rasa ini adalah bangunan yang digunakan untuk mengagungkan Allah SWT.

Masjid ini dibangun oleh lima ratus orang pekerja yang diambil dari kawasan Cirebon, Demak dan Majapahit. Sunan Gunung Jati meminta bantuan Sunan Kalijaga untuk merancang bangunan masjid Sang Cipta Rasa. Sunan Kalijaga sendiri dibantu oleh Raden Sepat, seorang arsitek yang menjadi tahanan perang kerajaan Demak.

Arsitektur dari masjid Cipta Rasa ini memiliki filosofi tersendiri. Masjid Sang Cipta Rasa dibangun di atas tanah 400m2 sebagai bangunan utamanya. Masjid ini memiliki 5 ruang utama, 3 serambi dan ruang belakang.

Pintu di ruang utama berjumlah 9 yang menyimbolkan jumlah penyebar agama Islam di tanah Jawa dan dikenal wali Songo. Pintu masuk ke ruang utama lebih rendah sehingga orang yang akan masuk ke dalamnya harus menunduk. Hal itu bermakna bahwa manusia hanya tunduk dan menyembah Allah SWT.

Semua tembok bangunan terdiri tumpukan bata merah sehingga membuat masjid ini lebih berwibawa. Pilar-pilar soko guru terbuat dari kayu jati yang kuat dan berjumlah 12.

Penduduk etnis Cirebon beragam sehingga desain masjid Sang Cipta Rasa ini dibangun berdasarkan perpaduan budaya Demak, Majapahit. Sunan Kalijaga membuat ukiran teratai pada mihrab. Di bagian mihrab pun digunakan tiga ubin yang melambangkan tiga ajaran agama: Islam, Iman dan Ihsan. Konon tiga ubin ini dipasang langsung oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga.

Di bagian beranda masjid terdapat banyu Cis Sang Cipta Rasa yang memiliki dua kolam. Banyak masyarakat yang percaya bahwa air ini dapat mengobati penyakit dan untuk menguji kejujuran seseorang. Di bulan Ramadhan seperti sekarang ini banyak penduduk yang datang dari Cirebon atau pun luar Cirebon untuk melakukan shalat fardu maupun shalat sunah.

Beribadah di masjid Sang Cipta Rasa ini memiliki sensasi yang berbeda. Kita akan lebih khusyu saat menyerahkan diri pada sang Maha Pencipta.

Kisah Heroik Saat Azan Pitu di Masjid Sang Cipta Rasa

Pada tahun 1500M, Cirebon diserang oleh wabah yang cukup mematikan dengan menewaskan banyak warga Cirebon yang dekat dengan lingkungan istana dan masjid Sang Cipta Rasa. Banyak warga yang sakit dan kemudian meninggal dunia. Nyi Mas Pakungwati Ratna Kemuning, isteri Sunan Gunung Jati pun menjadi salah satu korban wabah misterius itu.

Berdasarkan babad Cerbon, Wabah itu sengaja dibuat oleh orang-orang yang tidak menyukai perkembangan agama Islam di Caruban (Cirebon). Dia ingin menghalangi Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di daerah Caruban dengan menggunakan ilmu-ilmu hitam. Orang itu bernama Menjangan Wulung yang berilmu hitam menjadi teror bagi warga Caruban saat itu.

Dikisahkan Menjangan Wulung itu bertengger di memolo (kubah) mesjid Sang Cipta Rasa. Dia menyebarkan ajian ilmu hitam. Bagi siapa saja yang masuk ke wilayah masjid Sang Cipta Rasa akan sakit dan meninggal.

Sunan Gunung Jati melakukan shalat dan mendapatkan petunjuk agar mengumandangkan azan saat shalat Subuh. Azan tersebut harus dilakukan oleh tujuh orang muazin.

Saat itu Sunan Gunung Jati memberikan perintah kepada tujuh orang yang sekaligus melantunkan azan ketika waktu Subuh. Ketika suara azan hampir berakhir, suara ledakan dahsyat terdengar dari bagian kubah Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang dibangun pada 1480 Masehi. Ledakan itu membuat Menjangan Wulung yang berdiam diri di kubah masjid terluka. Bahkan tubuhnya hingga terpental dan darahnya berceceran di area masjid. Namun, salah satu pengumandang azan pitu dikabarkan juga meninggal dunia karena ledakan tersebut.

Kubah Masjid Agung Sang Cipta Rasa terpental hingga ke Banten dan menumpuk di kubah Masjid Agung Serang Banten. Hingga kini Masjid Agung Sang Cipta Rasa tidak memiliki kubah, sedangkan Masjid Agung Serang Banten memiliki dua kubah.

Pada saat kejadian tersebut darah Menjangan Wulung berceceran di sekitar masjid Sang Cipta Rasa dan ada yang menempel di buah waluh yang langsung berubah hitam. Masyarakat Cirebon konon melarang untuk makan waluh hitam karena dianggap beracun.

Hingga saat ini azan Pitu tetap dipertahankan khususnya pada saat pelaksanaan shalat Jumat.

Iman, Islam dan Ihsan Landasan Umat Islam yang harus dipahami dan diamalkan

Ada hikmah yang menggambarkan sikap kepahlawanan dari para muazin. Mereka merelakan diri untuk menjadi muazin meskipun nyawa yang menjadi taruhan. Kerelaan untuk membela agama Islam yang mendapat ujian.

Sikap kepahlawanan inilah yang harus dimiliki oleh umat Islam di Indonesia dalam membela agama Islam sebagai agama Allah SWT. Sikap kepahlawanan itu minimal ditujukan untuk diri sendiri dahulu dengan menjalankan setiap kewajiban yang sudah disyariatkan dalam Al quran dan dicontohkan oleh Rasullulah Muamad SAW. Semoga keberkahan akan Allah SWY berikan kepada kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun