Analitis dan kritis: membedah istilah dan asumsi dasar.
Holistik: memandang pendidikan sebagai satu kesatuan.
Sistematis dan logis: argumen disusun rapi dan konsisten.
Normatif: menetapkan standar nilai ideal.
Tujuan utamanya adalah merumuskan visi besar pendidikan, menyediakan landasan filosofis, serta menjadi kompas bagi kebijakan dan praktik. Misalnya, jika tujuan pendidikan adalah membentuk manusia demokratis, maka kurikulum, metode, hingga evaluasi harus sejalan dengan tujuan itu.
Contoh penerapan teoritis:
Mengkritisi kurikulum yang lebih menekankan hafalan dibanding keterampilan berpikir.
Membandingkan pandangan Plato (idealisme) dengan John Dewey (pragmatisme) mengenai "manusia ideal".
Merefleksikan dampak teknologi digital: apakah e-learning sekadar alat, atau sudah mengubah hakikat belajar?
Dengan studi teoritis, pendidikan tidak berjalan membabi buta. Guru dan pembuat kebijakan didorong untuk selalu bertanya: "Mengapa saya mengajar dengan cara ini? Apakah tujuan saya jelas?"
2. Filsafat Pendidikan sebagai Studi Praktis