Mohon tunggu...
Nikolas Fernandez
Nikolas Fernandez Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Pelajar yang menyukai teknologi, namun tetap memandang alam. Perantau dari daerah untuk membangun Indonesia. #FromForByIndonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia 72 Tahun: Benarkah Sudah Merdeka?

3 September 2017   17:15 Diperbarui: 5 September 2017   19:55 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat kampanye "cinta produk Indonesia" banyak dikumandangkan, pemerintah yang sebagai contoh malah memperlihatkan penggunaan produk luar. Contohnya saja 'memberi instruksi' menggunakan produk luar kepada masyarakatnya.

Hal terakhir yang paling terlihat adalah kekayaan Indonesia yang dikeruk oleh bangsa luar. Hal terakhir ini tentu saja menjadi salah satu alasan yang paling populer mengapa beberapa orang Indonesia akan menyebutkan bahwa Indonesia sebenarnya masih belum merdeka. Pengerukan sumber daya Indonesia ini benar-benar membuat Indonesia yang seharusnya sudah benar-benar kaya terus saja 'dicuri' oleh bangsa lain. Salah satu contohnya paling populer adalah Freeport. 

Sudah bertahun-tahun Indonesia, lebih tepatnya tanah Papua dikeruk demi pundi-pundi uang yang diambil oleh bangsa lain. Jika kita ingin benar-benar mengoperasikannya 100%, mungkin sekarang ini Indonesia masih belum mampu. Itu mengapa, kita tetap dapat berkerjasama dengan bangsa dan perusahaan asing untuk mengambil kekayaan itu. Namun yang jadi pertanyaan adalah kerja sama apakah yang hanya menguntungkan satu pihak. 

Parasitisme? Ya, untungnya sekarang Freeport setuju untuk membagi saham dengan pemerintah Indonesia. Namun masih banyak tempat lain yang masih digarap oleh perusahaan luar yang hanya memberikan sedikit bagian kepada pemerintah Indonesia. Parahnya lagi, uang yang 'sedikit' itu dikorupsi oleh para pejabat negara. Sekali lagi, penjajahan oleh bangsa sendiri. Akibatnya? Keindahan dan kekayaan Indonesia tidak benar-benar menjadi milik Indonesia dan pembangunan yang menjadi lebih lambat.

 Kesimpulannya, di umur Republik Indonesia yang telah mencapai angka 72, Indonesia masih kadang dijajah di beberapa aspek. Parahnya lagi, kadang kala penjajahan itu dilakukan oleh bangsa sendiri. Namun, Indonesia sudah semakin dewasa. Masyarakat mulai berani mencoba untuk memberikan suara demi pembangunan Indonesia. 

Masyarakat mulai dapat melihat potensi dan mencintai Indonesia. Masyarakat mulai dapat membuat produk-produk dalam negeri yang dapat bersaing dengan produk luar. Masyarakat mulai mengerti bagaimana besarnya negeri ini. Sebagai penutup, jangan pernah tanyakan apa yang negara ini berikan padamu, namun tanyakan apa yang kamu berikan demi negara ini. Hidup Republik Indonesia, terus bangun dan tunjukkan bahwa kita bisa menuju Indonesia Emas 100.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun