Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan tentang Selusin Bingkai

6 Januari 2022   20:50 Diperbarui: 6 Januari 2022   21:50 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Studi media mengenal analisis framing atau analisis pem-bingkai-an. Sebuah cara untuk memahami sudut pandang, perspektif, ideolgi atau aspek yang dipakai pewarta dalam memilih isu dan menerjemahkannya ke dalam berita.

Bingkai yang digunakan menyebabkan realitas yang diberitakan cenderung menonjolkan aspek tertentu. Pembingkaian membuat media berbeda menyajikan sisi berbeda dari sebuah peristiwa yang sama.

 Pada tingkat tertentu, tindakan membingkai juga kita lakukan sehari-hari. Ketika menghadapi sebuah peristiwa, kita cenderung mengkonstruk ulang peristiwa itu. Tindakan ini dilakukan dalam upaya memaknai apa yang ada di balik peristiwa. Apa yang kita sampaikan pada orang lain adalah hasil framing itu, yang cenderung tidak utuh dan tidak mewakili realitas sebenarnya.

Pada level personal, framing memiliki fungsi yang krusial yakni sebagai mekanisme kognitif untuk merespons sebuah persoalan. Tindakan ini sering dilakukan khususnya ketika menghadapi peristiwa dengan dampak menyakitkan.

Agar peristiwa tersebut tidak menimbulkan rasa tertekan, depresi, kemarahan atau penyesalan mendalam, seseorang kemudian membingkai ulang peristiwa itu. Caranya seringkali dengan memberi pemaknaan baru. Dalam proses ini, perspektif atau sudut pandang baru digunakan. Perspektif ini membuat peristiwa sedih, tak mengenakkan atau juga gembira dimaknai secara berberda.

Kegagalan berulang sering menimbulkan keputuasaan, kehilangan harapan, depresi,  dikutuk dan bahkan bunuh diri. Emosi-emosi negatif ini menjadi lebih intens ketika disertai dengan kehilangan orang-orang terdekat dari mana dukungan diharapkan datang.

Dalam situasi ini, secara sadar atau tidak, seseorang berupaya membingkai ulang apa yang dialami. Misalnya dengan melihatnya sebagai 'latihan dari Tuhan untuk sesuatu yang lebih besar, 'cobaan', 'ujian iman', 'khilaf', 'kegagalan tertunda' dan sebagainya.

Meskipun tidak mirip betul dengan teknik framing media, pembingkaian personal adalah cara kita mempresentasikan peristiwa dengan sudut pandang tertentu. Sudut yang 'baik' dan memberikan harapan. Pengalaman hidup, agama, ideologi, disposisi psikologis akan menentukan cara anda melakukan 'framing' dan 'reframing' berbagai peristiwa.

Dalam pengertian ini, pembingkaian adalah  strategi menghadapi hidup. Cara yang kita gunakan untuk menjaga harapan dan hidup itu sendiri. Mekanisme kognitif yang dipakai  ketika menghadapi beban hidup.

Strategi ini menggabungkan aspek keyakinan dan rasionalisasi terhadap kejadian. Peristiwa ditempatkan sebagai bagian dari proses pencapaian tujuan yang lebih positif. Misalnya kegagalan bisnis dilihat sebagai latihan Tuhan untuk sukses bisnis yang lebih besar.

Tetapi framing tidak selalu dilakukan pada peristiwa-peristiwa berat. Kejadian-kejadian menggembirakan, dapat disajikan secara ringan, lucu agar dapat dinikmati dan membuat hidup lebih bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun