Mohon tunggu...
NIKMATUS ZAHRO
NIKMATUS ZAHRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi PIPS UIN Malang

A girl who is blessed with beauty and intelligence

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagaimana Penerapan Teori Classical Conditioning dalam Kegiatan Pembelajaran?

2 Oktober 2022   06:51 Diperbarui: 2 Oktober 2022   07:01 10897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Classical conditioning adalah teori belajar yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov (seorang ilmuwan dari Rusia). Tidak heran jika classical conditioning juga dikenal dengan istilah Pavlovian conditioning.

Classical conditioning termasuk kedalam teori belajar behaviorisme.  Terrace (1973) menyatakan bahwa classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflek tersebut. Teori ini terbentuk berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan Pavlov pada anjing. 

Dari teori ini diketahui bahwa individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Teori classical conditioning milik Pavlov ini dianggap sebagai teori pertama yang membahas terkait belajar antisipasi. 

       Teori classical conditioning memiliki plus dan minus tersendiri. Adapun sisi plus atau keunggulan dari classical conditioning adalah dapat membentuk ataupun merubah respon seseorang/banyak orang sesuai dengan keinginan.  

Ketika respon tersebut sudah menjadi sebuah kebiasaan, maka seseorang tersebut akan mudah untuk diarahkan dalam kegiatan pembelajaran. 

   Sementara itu, minus dari teori ini bisa dilihat dari kritik-kritik yang muncul, yaitu:

a.Harus ada reinforcement agar respon tetap baik atau tidak menurun.

b.Tidak ada penjelasan proses belajar yang melibatkan mental.

c.Peranan latihan/kebiasaan terlalu ditonjolkan.

d.Classical conditioning menganggap bahwa belajar hanya terjadi secara otomatis.

e.Jika dilakukan secara terus-menerus maka ditakutkan peserta didik akan mempunyai rasa ketergantungan atas stimulus yang berasal dari luar dirinya. Padahal seharusnya anak didik harus memiliki stimulus dari dirinya sendiri dalam melakukan kegiatan belajar dan kegiatan pemahaman.

Setelah mengetahui bagaimana plus dan minus dari teori belajar classical conditioning ini, bagaimana jika teori ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran? Contoh penerapan teori classical conditioning dalam kegiatan pembelajaran adalah penggunaan bel sebagai tanda kegiatan, dengan bunyi bel siswa akan mengetahui kapan waktunya masuk, istirahat, pulang, atau kegiatan tertentu lainnya.

Contoh lainnya adalah diberikannya ketentuan bahwa ketika nilai dibawah KKM maka harus remidi, maka ketika siswa mendapat nilai diatas KKM ia langsung merasa senang karena tidak harus menjalani remidi. Dua contoh tersebut menunjukkan bahwa teori classical conditioning ini cukup bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembelajaran. 

Teori classical conditioning memang bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Namun, mengingat teori belajar ini memiliki cukup banyak kekurangan, maka sebelum menerapkan teori ini kita harus mempertimbangkannya terlebih dulu dengan baik dan matang. Dengan begitu, penerapan teori belajar classical conditioning ini dapat berjalan dengan baik dan tidak akan menjadi boomerang di kemudian hari. 

Dan perlu diketahui sebenarnya bahwa sampai saat ini teori belajar classical conditioning lebih banyak digunakan dalam dunia psikologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun