Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isyarat Sayang yang Diselimuti Huru-Hara

30 September 2022   21:40 Diperbarui: 30 September 2022   21:42 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Statemen menghebohkan datang dari Bambang Wuryanto beberapa waktu lalu, yang menyinggung Rumah Ganjar, yang dibentuk oleh beberapa relawan Ganjar Pranowo. Pria bermuka garang yang kerap disapa dengan sebutan Bambang Pacul itu mempermasalahkan ketidakadanya izin kepada ketua umum PDIP tentang rumah bentukan relawan Ganjar ini.

Problem ini persis dengan Dewan kolonel tempo hari. Pembentukannya bahkan sudah dari beberapa  bulan lalu, tapi publikasi tim itu baru dilakukan belum lama ini. Pertanyaannya apakah ada izin dari para loyalis PDIP ini dalam membentuk dewan kolonel?

Bahkan dalam klarifikasinya, ketua PDIP, Megawati Soekarnoputri, merasa kaget mendengar adanya bentukan tim yang mendukung Puan Maharani menjadi capres 2024 nanti. Hal itu menandakan dewan kolonel dibentuk tanpa sepengetahuan dan tanpa izin ketua PDIP.

Sudah jelas bukan koar-koar ini hanya mengguncangkan semua pihak. Bambang Pacul yang dikenal sebagai ajudan Puan dalam dewan kolonel, nyatanya kalah telak dengan penyataan ketua PDIP, yang tidak tahu-menahu tentang tim pendongkrak citra dan elektabilitas Puan itu.

Berulang kali dalam setiap statemennya, Bambang menyampaikan akan keputusan capres yang diusung PDIP ada ditangan sang ketua. Tapi nyatanya sebagai senior dia tidak bisa menengahi permasalahan internal PDIP ini. Yang dia lakukan hanya menyudutkan Ganjar. Tidak sekali-dua kali tapi sudah berkali-kali ia melancarkan stimulusnya itu. 

Ngakunya senior tapi polahnya yang arogan membuatnya down grade. Seolah-olah dialah yang paling top di PDIP, padahal dia tak jauh dari pria bermulut toa saja. Lihat dewan kolonel yang diprakarsai oleh dia dan teman-temannya hanya berakhir sebagai lelucon saja. Dialah sebenernya yang memulai pertikaian di internal PDIP. 

Dari kejadian dewan kolonel tempo hari, para loyalis PDIP dinilai semena-mena mendukung Puan. Hanya karena Puan memiliki garis keturunan yang kental dengan ketua PDIP, sebagai anaknya dan keluarga pendiri PDIP.  Pada akhirnya dewan kolonel hanya dianggap gurauan saja oleh sang ketua. 

Namun dibalik aksi buka suara Bambang Pacul ini menyiratkan suatu hal. Kedekatannya dia dulu dengan Ganjar mencuat kembali. Mungkinkah Bambang kembali menganggap Ganjar sebagai kawan lamanya lagi?

Aksi koar-koar Bambang dinilai menyimpan pesan tersembunyi perihal restunya untuk Ganjar maju pada pilpres nanti. Pesan itu terbaca sebagai lampu hijau untuk Ganjar maju pada ajang pilpres mendatang. Dalam penuturannya, ia mengarahkan isyarat bagi Ganjar agar menghadap Megawati perihal membicarakan pilpres 2024 mendatang. 

Koar-koar yang digaungkan Bambang adalah bentuk ketegasan nyata, bahwa Ganjar masih menjadi kader PDIP. Dia menekankan rumah Ganjar hanya di PDIP bukan yang lain. Setelah kemarin warganet mempertanyakan perbedaan perlakuan yang dialami Ganjar, kini ia menegaskan dalam teriakan statemennya bahwa Ganjar masihlah kader PDIP.

Tersirat dalam teriakannya bahwa ia tidak menginginkan Ganjar berpaling dari PDIP. Dalam teriakan statemennya ia mengingatkan Ganjar sekaligus menekankan publik bahwasanya partai banteng itu adalah rumahnya Ganjar, keluarga dan tempat berjuangnya Ganjar sampai akhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun