Mohon tunggu...
niken diani
niken diani Mohon Tunggu... Lainnya - Tuhanlah Gembalaku aku tak akan berkekurangan

Tuhan adalah gembalaku tak akan kekurangan aku (Maz.23)

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Mungkinkah Belajar Bahasa Asing di Usia 45 Tahun?

11 Maret 2021   03:35 Diperbarui: 14 Maret 2021   03:00 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belajar bahasa asing. (sumber: pixabay.com)

Demikian akhirnya saya kursus bahasa Jerman setiap hari dan setelah hampir 1,5 bulan, saya mencoba mengikuti tes ujian A1 meskipun sebenarnya saya belum paham benar bahasa Jerman. Saya mengikuti tes itu atas dasar motivasi suami saya.

Foto: westfalen-blast.de
Foto: westfalen-blast.de
Test ujian A1 ini diadakan di Goethe Institut setiap bulannya dan semua siswa bisa ikut dengan membayar biaya Tes pada tahun 2015 sebesar 60 euro. 

Nilai yang besar buat saya karena bayarnya menggunakan kurs ke mata uang rupiah dan jika tidak lulus, saya harus membayar lagi, padahal kursus intensive saya juga belum selesai. 

Saya mengikuti ujian A1 sesuai standar yang berlaku di Jerman, masuk hanya bawa alat tulis dan Kartu Tanda Pengenal Peserta Ujian saja, soal-soal test meliputi: Hören verstehen (mendengar), Schreiben (menulis), Sprechen (berbicara). 

Semua test saya ikuti dengan berdebar, maklum saya belum kuasai semua materi. Waktu itu ada juga peserta lainnya yang ikut ujian bersama saya, semua mereka adalah anak muda tentunya, sudah punya persiapan jauh lebih baik dari saya. 

Yang paling susah adalah saat test Sprechen atau berbicara tanya jawab karena yang menguji adalah orang Jerman sendiri. Ya ampun, saya benar-benar sedikit gugup karena saya belum tentu bisa jawab nantinya.

Tapi jujur, saya berdoa kepada Tuhan Yesus supaya Dia menolong saya memberikan Roh Kudus kepada saya seperti saat Tuhan menurunkan Roh Kudus-Nya atas para rasul-Nya, sehingga para rasul-Nya bisa berkata-kata dalam berbagai bahasa.

 Puji Tuhan, saya bisa jawab pertanyaan- pertanyaan itu dengan lancar yang kebetulan pertanyaannya masih sederhana, yakni supaya saya memperkenalkan diri saya. Lalu dia tanya berapa nomor telepon saya, dimana saya harus hafal nomor saya ini...untung saya ingat nomornya. 

Ujian selesai dan saya menunggu selama 1 bulanan hasilnya dengan berdebar tentunya, harap cemas. Sementara itu, saya tetap melanjutkan kursus saya yang belum selesai. 

Setelah 1 bulan, saya pun menelpon ke Goethe Institut untuk menanyakan apakah saya lulus ujian A1 atau gak. Puji Tuhan, saya dinyatakan: Lulus! 

Waktu itu, saya sangat bersukacita, padahal saya pikir mungkin saya tidak lulus karena saya gak begitu kuasai bahasa Jerman ini. Dan Ijazah A1 bisa saya terima dan saya pun bisa melanjutkan segala urusan Pernikahan di Kedutaan Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun