Mohon tunggu...
Nike Arisyandi
Nike Arisyandi Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 2 anak remaja dan sedang mencoba untuk belajar menulis

Seorang ibu rumah tangga biasa, yang mencoba menyalurkan hobi menulisnya untuk mengisi waktu luang tipis-tipis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hantu Cantik di Kelas Forensik

28 Agustus 2021   09:14 Diperbarui: 28 Agustus 2021   09:30 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat aku membuka mataku sosok itu kini tepat sejengkal di depan wajahku , duduk di atas meja belajar dan menghadap tepat ke arahku. Tatapan matanya yang bulat berwarna coklat itu benar-benar sangat tajam melotot ke arahku. Saat ini ia sudah tahu bahwa aku bisa mengendus kehadirannya. Gaun hitam yang panjang melambai-lambai menambah kesan dingin dan angker. 

Cleb..cleb...cleb...kresss..

Sebuah bunyi  berdesing di telingaku. Tak lama leher sosok cantik  ini tersayat sangat dalam hingga berdarah, jerit tangis keluar dari mulutnya sembari menahan perih.  kini sosok  yang ada di depanku menyeringai kesakitan diiringi dengan semua bagian tubuhnya mengeluarkan darah. Ia mundur sambil  berjalan terhuyung-huyung  menjauhi meja belajar tempat layar monitor ku berada . Gaun hitamnya membasahi lantai kamarku dengan cairan yang mengalir deras dari seluruh tubuhnya. Bau darah menyeruak memenuhi seisi kamarku.

" Siapa kau ini? jangan ganggu aku!"  teriakku sambil terus menatap sosoknya dari balik meja belajarku.

Kuambil kain pel yang teronggok di bawah meja,kulempar ke arahnya. sebelum kain itu  mengenai dirinya sosok itu  lenyap, hilang tak berbekas, oke kelihatannya ini bukan halusinasi, ini sebuah kenyataan. Aku segera berdiri lalu mencoba membuka pintu kamarku. Anehnya semua terkunci  padahal baru saja aku menerima pesanan kopi warkop sebelah. Kucoba jendela, sama saja.tidak bisa dibuka. Aku merasakan bulu kudukku  mulai meremang sesaat  hawa dingin juga kembali menyergap.

" Mas, kenapa aku diperlakukan seperti ini, apa alasannya? aku tidak dapat bernafas, aku takut,  disini pengap dan aku sendirian." Suara bisikan itu  berdesis sangat dekat di telingaku.

Oh My God,  Ia ada di belakangku !  spontan saja aku menoleh ke belakang meskipun rasa takut ini tak tertahankan lagi.  Terlihat si cantik menatapku. Aku spontan menjauhinya ke arah kasurku. Kini kakinya terlihat pincang di balik gaun hitamnya. yang membekas darah di setiap petak lantai yang di laluinya.

" Mana aku tahu, justru malam ini aku baru akan belajar untuk mengetahuinya. Dasar hantu bodoh !"   bentakku.

"Kalau begitu mari ikut bersamaku, aku akan memberitahu semua jawaban yang sedang kau cari hihihi..."  ucapnya.   Ia menangis tapi juga tertawa. Jantungku berdegup kencang seperti mau keluar dari dadaku  dan gigiku saling gemeletuk. Dengan susah payah aku berlari menjauh. Pintu dan jendela terkunci. Aku memilih berselimut di atas kasurku tapi dia terus berjalan terseok-seok mendekatiku dan masih saja memegangi lehernya. 

Aku semakin kesulitan untuk bernafas. Si hantu cantik inipun seperti orang yang sedang terlihat bingung. Sekilas ingin mendekatiku, lalu kembali ke meja belajar untuk  menatap layar monitor penuh berisi foto dirinya yang terpotong-potong lalu menangis. Melihatku, menyeringai dan berusaha untuk berjalan tertatih menuju ke arahku dan ingin menarik tanganku. Aku tak dapat berbuat banyak , tidak dengan rasa takut ini. Sampai akhirnya nya kuku -kuku tangannya terasa menusuk setiap syaraf kulit tanganku yang sedang sembunyi dibalik selimut. Ouch, perihnya.

Aku merasa kakiku menjadi sangat dingin,  dan ia menyeret tubuhku kembali ke meja belajar,  tanganku terus berusaha mencengkram apapun yang bisa aku temui untuk menarik tubuhku ke arah yang berlawanan Namun semua sia-sia karena aku merasa jari-jariku beku, aku tak sanggup melawan lagi. Dengan kasar hantu cantik ini mendorongku duduk ke atas kursi dan meletakkan tanganku di atas papan ketik  komputer. Lalu semuanya senyap, tenang, diam. Ruangan menjadi sangat gelap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun