Mohon tunggu...
Ni kadek berliana sekar putri
Ni kadek berliana sekar putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Ketuhanan Hindu Bali Dalam Perspektif Sang Hyang Widhi Wasa dan Perbandingannya Dengan Hindu India

15 September 2025   11:34 Diperbarui: 15 September 2025   11:43 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

ABSTRAK
Agama Hindu merupakan sistem kepercayaan yang sangat kompleks dan fleksibel, berkembang selama ribuan tahun dengan berbagai bentuk ekspresi budaya dan spiritual. Di Bali, konsep ketuhanan dikenal dengan sebutan Sang Hyang Widhi Wasa, yang merujuk pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber dan pengatur seluruh alam semesta. Sementara itu, dalam tradisi Hindu India, konsep ketuhanan lebih dikenal sebagai Brahman, yaitu realitas tertinggi yang abstrak dan tak berwujud. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara filosofis dan antropologis perbedaan antara Sang Hyang Widhi Wasa dan Brahman, serta menjelaskan latar belakang historis, budaya, dan sosial-politik yang menyebabkan perbedaan tersebut. Kajian ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut bukanlah bentuk kontradiksi ajaran, melainkan hasil dari proses adaptasi dan sinkretisme yang memperkaya praktik keagamaan Hindu di berbagai wilayah.
 
PENDAHULUAN
Agama Hindu dikenal sebagai agama yang tidak memiliki satu pendiri atau satu kitab suci tunggal, melainkan merupakan kumpulan ajaran spiritual yang berkembang dari tradisi Weda. Keunikan Hindu terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan budaya lokal, sehingga menghasilkan bentuk praktik yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Di Indonesia, khususnya Bali, Hindu berkembang menjadi Hindu Dharma yang memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya adalah penggunaan istilah Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa.
Istilah ini tidak dikenal dalam tradisi Hindu India, yang lebih menekankan pada konsep Brahman sebagai realitas tertinggi. Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah perbedaan tersebut mencerminkan perbedaan ajaran, ataukah merupakan hasil dari proses budaya dan sosial yang berbeda? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini akan mengkaji secara mendalam konsep ketuhanan dalam Hindu Bali dan Hindu India, serta faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan dan penerimaan konsep tersebut.

 

ISI
Makna Sang Hyang Widhi Wasa dalam Hindu Bali
Sang Hyang Widhi Wasa adalah istilah yang digunakan oleh umat Hindu Bali untuk menyebut Tuhan Yang Maha Esa. Secara etimologis:
* Sang Hyang berarti Yang Maha Suci
* Widhi berarti hukum atau kehendak ilahi
* Wasa berarti penguasa atau pengatur
Konsep ini mencerminkan pemahaman bahwa Tuhan adalah sumber dari segala hukum alam dan pengatur kehidupan. Dalam praktiknya, dewa-dewi seperti Brahma, Wisnu, dan Siwa dipandang sebagai manifestasi dari Sang Hyang Widhi Wasa, bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri. Ini menunjukkan bahwa Hindu Bali menganut monoteisme inklusif, di mana Tuhan yang satu hadir dalam berbagai bentuk untuk memudahkan pemahaman umat.
Konsep Brahman dalam Hindu India
Dalam tradisi Weda dan Upanishad, Brahman adalah realitas tertinggi yang tidak berwujud, tidak terbatas, dan tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Brahman adalah esensi dari segala sesuatu, dan merupakan tujuan akhir dari pencapaian spiritual. Brahman memiliki dua aspek:
* Nirguna Brahman: tanpa atribut, murni kesadaran
* Saguna Brahman: Brahman yang termanifestasi dalam bentuk dewa-dewi
Di India, pemujaan terhadap dewa-dewi dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap aspek Saguna Brahman, namun tetap dalam kerangka pemahaman bahwa semua berasal dari satu sumber ilahi. Tidak ada satu istilah tunggal seperti Sang Hyang Widhi Wasa yang digunakan secara universal.
Perbedaan Konseptual dan Budaya
Perbedaan antara Sang Hyang Widhi Wasa dan Brahman bukanlah perbedaan ajaran, melainkan perbedaan ekspresi budaya dan konteks sosial. Hindu Bali berkembang melalui proses akulturasi dengan budaya lokal Nusantara, termasuk animisme dan kepercayaan leluhur. Selain itu, penetapan istilah Sang Hyang Widhi Wasa oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia pada tahun 1959 bertujuan untuk menyesuaikan ajaran Hindu dengan sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Di India, Hindu berkembang dalam konteks yang berbeda, dengan pengaruh budaya Arya, sistem kasta, dan sekte-sekte seperti Shaiva, Vaishnava, dan Shakta. Oleh karena itu, konsep ketuhanan tetap dipahami dalam bentuk abstrak dan filosofis, tanpa kebutuhan untuk penamaan tunggal yang bersifat politis atau nasional.
 
 
KESIMPULAN  
Konsep Sang Hyang Widhi Wasa dalam Hindu Bali merupakan hasil dari proses adaptasi dan sinkretisme antara ajaran Weda dan budaya lokal Bali. Ketidakhadirannya dalam tradisi Hindu India bukan disebabkan oleh perbedaan ajaran, melainkan oleh perbedaan konteks budaya, sejarah, dan kebutuhan sosial-politik. Hindu sebagai agama yang fleksibel mampu beradaptasi dengan lingkungan lokal tanpa kehilangan esensi ajarannya.

Perbandingan antara Sang Hyang Widhi Wasa dan Brahman menunjukkan bahwa meskipun ekspresi ketuhanan berbeda, keduanya tetap merujuk pada realitas tertinggi yang sama. Kajian ini memperkuat pemahaman bahwa keberagaman dalam ekspresi spiritual adalah kekayaan, bukan ancaman, bagi agama Hindu. Dengan demikian, Hindu Bali dan Hindu India dapat dipandang sebagai dua wajah dari satu ajaran yang sama, yang berkembang sesuai dengan konteks dan kebutuhan masyarakatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun