Mohon tunggu...
Ni.Hu
Ni.Hu Mohon Tunggu... Freelancer - reflect on each incident before writing

Nothing special

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Banyak Cocok Sedikit Cekcok

24 Januari 2021   11:37 Diperbarui: 25 Januari 2021   10:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

By : Julianto Simanjuntak

.

.

.

.

.

Setelah mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya, yakinkan diri Anda apakah orang itu merupakan pasangan yang pas untuk anda. Jangan sampai ada keraguan. Lebih baik (sedikit) telat daripada salah menikah.

Jika akhirnya merasa tidak yakin meneruskan hubungan pacaran tersebut, jangan ragu untuk memutuskan. Misal, ternyata ditengah jalan  menemukan pacar Anda sering melakukan kekerasan, suka berhutang atau hal buruk lainnya. Jangan pernah menikah (hanya) karena iba atau kadung ada hubungan fisik. Sebab jika engkau salah menikah dan menghasilkan keluarga yang buruk, itu merugikan diri sendiri.

Pernikahan sarat konflik dan  berakhir dengan buruk tidak hanya melukai dirimu tapi juga anak-anak, memilukan Ibumu. Ya, salah memilih teman hidup  meMILUkan generasi di atas (Ortu) meMALUkan generasi di bawah (Anak)

Jadi, selama masa pacaran itu ada baiknya Anda bersabar untuk bisa saling mengenal pribadi dan kebiasaan masing-masing dari  dekat. Mengenal orangtua atau pohon keluarganya, serta membicarakan cita-cita dan masa depan.

Jika akhirnya banyak yang keberatan dan menyarankan Anda untuk tidak meneruskan hubungan itu, bahkan Anda sendiripun merasa ragu dengan pacar,  ada baiknya menunda. Mencari konfirmasi ulang. Bisa dengan cara memutuskan sementara hubungan tadi, untuk menguji cinta dan keyakinan masing-masing.

Faktor Manusiawi

Faktor manusiawi dalam memilih teman hidup adalah CINTA. Sebelum menikah,  Anda harus yakin sungguh-sungguh yakin mencintai pasangan Anda.  Bukan sekedar dijodohkan Ortu. Bukan karena perasaan kasihan semata atau  hanya karena sudah ada sentuhan fisik. Juga jangan karena "CinLok", cinta lokasi.

Selain cinta,  kecocokan atau kesepadanan perlu menjadi pertimbangan utama anda menikah. Dengan banyak cocok, diharapkan sedikit cekcoknya.  Cinta dan keserupaan  merupakan sisi manusiawi dari memilih teman hidup.

 Ada beberapa faktor kesepadanan yang perlu dipertimbangkan.

Pertama. Kondisi fisik. Pertimbangkan jarak usia, kesehatan fisik (riwayat penyakit), ukuran badan. Jujurlah apakah anda tetarik dengan penampilan calon anda. Apakah anda bisa menikah dengan pria yang jauh lebih muda usianya. Apakah anda berani menikahinya setelah tahu ada orangtuanya punya riwayat penyakit tertentu yang bersifat menular. Apakah anda bangga saat jalan berdua dengan dia.

Kedua latar belakang sosial-ekonomi. Usahakan latar belakang kalian jangan ada gap yang jauh. Uang misalnya masalah sensitif. Status sosial yang tinggi dari pasangan Anda terkadang bisa buat anda minder.

Ketiga, perihal pendidikan. Usahakanlah punya pendidikan setara. Jangan sampai anda lulus sarjana, suami anda hanya tamat SMP. Kesenjangan ini bisa membawa hambatan pada keintiman intelektual kalian. Susah saat berdiskusi atau ngobrol hal-hal tertentu. Bisa kagak nyambung.

Keempat, karakter. Usahakan mengenal sifat  dan kepribadian calon Anda. Terutama mengenali sifat yang buruk, kelemahan kelemahannya. Dengan bantuan alat tes kepribadian, dengan psikolog, Anda bisa dapatkan banyak soal ini. Bayangkan Anda akan tinggal puluhan tahun dengan dia. Jika dia seorang pemarah, sanggupkah anda tinggal dengan dia? Sebab mengubah sifat tidak mudah. Apakah anda menerima dia apa adanya dan tidak akan banyak komplain.

Kelima, soal iman dan cara pandang akan dunia. Usahakan sama tentunya, sebab perbedaan dalam hal ini bisa menimbulkan konflik nantinya dalam pernikahan kalian. Cara pandang dan iman sangat mempengaruhi perilaku.

Penutup

Menikah adalah salah satu bagian penting dalam hidup. Pilihan ini mempengaruhi sebagian besar hidup dan cita-cita kita. Pertimbangkan dengan serius. Cinta tidak cukup. Pertimbangkan kesepadanan dan carilah kehendak Tuhan atas pilihan saudara. Cinta saja tidak cukup, miliki ketrampilan menjadi suami/ayah dan menjadi Ibu/Istri.

Salam Konseling

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun