Menyesal, Mengapa Saya Tidak Menulis Sejak Kecil

Karena saya sendiri juga mengalaminya, maka saya sangat setuju. Kemampuan menulis itu tidak bisa cepat dan instan langsung bisa berhasil bagus. Tapi bisa butuh lebih dari 5 tahun bahkan puluhan tahun untuk berproses. Dari situlah kadang saya menyesali mengapa saya tidak membiasakan diri menulis sejak kecil.

• Menulis itu butuh proses panjang yang tidak mudah.

Ingin menghasilkan tulisan 500 kata saja, saya sendiri kadang masih kesulitan melakukannya dalam sekali duduk. Pasti ada saja gitu kata-kata aneh yang sudah tertuliskan namun masih saya ragukan diksinya. 

Keruntutan ide saya juga masih kacau. Alhasil, saya harus membacanya lagi, lalu mengeditnya berkali-kali. Oh iya, kadang malah bisa saya lanjutkan besoknya lagi karena otak sudah sulit diajak berpikir.

Percaya tidak percaya, sampai hari ini , saya juga masih kesulitan menulis dengan durasi pendek. Maksud hati ingin seperti kompasianer lain, posting dalam 24 jam bisa  2 sampai 3 artikel.

Tapi faktanya, 1 artikel saja saya bisa membutuhkan waktu minimal 1 minggu dengan setiap hari membuka laptop. Itupun tidak bisa dalam jam-jam sembarangan. 

Harus dipagi hari setelah sholat subuh, dalam keadaan otak benar-benar fresh dan tidak kepikiran masalah atau urusan lain. Dan tidak bisa lama-lama juga. Dua jam saja didepan laptop, mata sudah pedih, otak sudah ruwet. Punggung sudah pegel.

Saya percaya, itu hanya saya. Para penulis hebat pasti sudah melalui fase sulit itu, sehingga mereka bisa memposting minimal 1 artikel atau bahkan lebih dalam sehari di kompasiana.  

Kesimpulan

Ini hanya sharing pengalaman saja. Mudah mudahan bisa bermanfaat bagi junior-junior saya terutama, bahwa menulis itu penting. Bisa menulis itu suatu kemampuan yang tidak biasa dan harus kita semuanya miliki, terutama di zaman ini. 

Sekali lagi saya ingin mengatakan, bahwa orang yang dizaman ini tidak bisa menulis itu, jadi tidak keren. Maksudnya tidak bisa menulis adalah, masih suka ruwet ide, masih suka plagiat, tulisan yang masih aneh untuk dipahami.

Namun apabila kekurangan dan ketidakbisaan itu mau diusahakan supaya bisa, diusahakan supaya lebih baik, maka itulah yang saya harapkan. Intinya, jangan sampai kita yang merasa masih belum bisa menulis bagus atau lemah dalam tulis menulis, tidak mau berusaha menjadi bisa.