Mohon tunggu...
Nicko Kharisma Gunawan
Nicko Kharisma Gunawan Mohon Tunggu... Penerjemah - -

Membaca itu seperti menyaksikan kisah dalam setiap dunia yang berputar, melainkan menulis adalah bagian teristimewa dari setiap dunia itu diciptakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Antara Angin dan Sepi

19 Februari 2023   18:46 Diperbarui: 20 Februari 2023   21:05 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Rumah Belanda itu?"

"Iya Mas, kenapa?"

Mas Bakir, cucu nenek pemilik rumah itu kemudian mendekat dan berbisik.

"Jangan kesitu lagi, Mas. Sejarahnya, banyak yang malingin barang-barang antik di sana. Kan mahal semua itu Mas".

"Terus?" Tanyaku.

"Banyak yang ndak kembali Mas".

"Barang antiknya?"

"Bukan, pencurinya. Wong itu rumah yang nunggu banyak. Ngeri. Sampai tua gini saja saya ndak mau kesana, dari kecil Ibu sudah memperingatkan".

Aku menghela nafas berat, yang seakan tertahan dalam-dalam tatkala cerita Mas Bakir berdengung memenuhi lubang telingaku.

"Tapi saya disuguhi kopi panas secangkir Mas".

"Saya percaya, Mas. Tapi di situ ndak ada orang sama sekali. Seperti yang saya bilang tadi, wong ndak ada yang berani kesitu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun