Keunggulan: Relevansi. Laba yang dihasilkan lebih akurat dalam mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kegiatan operasinya di masa depan. Hal ini memberikan gambaran yang lebih baik mengenai "laba berkelanjutan" dan mencegah distribusi dividen yang berasal dari modal yang seharusnya diinvestasikan kembali.
Kelemahan: Subjektivitas dan Kompleksitas. Menentukan "biaya pengganti saat ini" untuk berbagai jenis aset, terutama yang bersifat unik atau teknologinya berkembang pesat, dapat menjadi sangat sulit dan subjektif. Hal ini berpotensi membuka ruang untuk interpretasi yang beragam dan menyulitkan perbandingan laporan keuangan antarperusahaan.
Implikasi Penting pada Pengukuran Laba dan Pengambilan Keputusan
Pilihan antara dua konsep pemeliharaan modal ini bukanlah sekadar wacana akademis. Hal ini memiliki dampak yang nyata dan signifikan terhadap angka laba yang dilaporkan, yang pada gilirannya akan memengaruhi persepsi dan keputusan para pemangku kepentingan.
Bagi Investor: Laba yang dihitung dengan pendekatan modal keuangan mungkin terlihat lebih menarik untuk tujuan dividen jangka pendek. Namun, investor jangka panjang akan lebih menaruh perhatian pada laba berbasis modal fisik, karena ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu melindungi basis operasionalnya dari dampak inflasi.
Bagi Manajemen: Konsep modal fisik menyediakan informasi yang lebih relevan untuk pengambilan keputusan strategis, terutama dalam hal penetapan harga. Harga jual produk idealnya harus mampu menutupi tidak hanya biaya historis, tetapi juga biaya pengganti di masa depan demi menjamin keberlanjutan usaha.
Bagi Pemerintah dan Kreditor: Laba berbasis modal keuangan yang tinggi dapat menghasilkan penerimaan pajak yang lebih besar bagi pemerintah. Namun, jika laba tersebut bersifat semu, maka pajak yang dikenakan dapat mengurangi modal kerja perusahaan. Di sisi lain, kreditor akan merasa lebih yakin terhadap perusahaan yang menunjukkan kemampuannya memelihara modal fisik, karena hal ini mencerminkan komitmen terhadap kelangsungan operasional.
Poin utamanya adalah, angka laba bukanlah sebuah kebenaran tunggal. Angka tersebut merupakan hasil dari sebuah pilihan konseptual yang dilandasi oleh tujuan pelaporan keuangan itu sendiri.
Lebih dari Sekadar Aspek Teknis, Ini adalah Perkara Filosofi