Ini adalah pertanyaan mendasar: Pada titik manakah peningkatan nilai aset dapat kita sebut sebagai "laba", dan pada titik manakah peningkatan tersebut hanyalah bagian dari upaya memelihara modal itu sendiri? Teori akuntansi menawarkan dua pendekatan utama, yang masing-masing memiliki implikasi yang berbeda secara signifikan.
Ini adalah konsep yang paling lazim digunakan dalam praktik akuntansi di seluruh dunia, termasuk yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengadopsi IFRS. Menurut konsep ini, laba dianggap terbentuk apabila jumlah moneter dari aset bersih (modal) pada akhir periode melebihi jumlah moneter modal pada awal periode.
Konsep ini menawarkan perspektif yang berbeda secara fundamental. Laba, menurut pendekatan ini, baru dapat diakui apabila kapasitas produksi fisik atau kemampuan operasional perusahaan pada akhir periode melebihi kapasitas pada awal periode.
Fokus: Kapasitas produktif (kemampuan operasional).
Cara Kerja: Laba diukur setelah perusahaan menyisihkan sumber daya yang cukup untuk menggantikan aset operasional yang telah digunakan. Pengukurannya tidak lagi berbasis biaya historis, melainkan biaya pengganti saat ini (current replacement cost).
Contoh: Sebuah perusahaan transportasi memulai operasinya dengan 10 unit kendaraan. Menurut konsep ini, laba baru dapat diakui setelah pendapatan perusahaan dikurangi tidak hanya dengan biaya operasional, tetapi juga dengan estimasi biaya yang diperlukan untuk mengganti ke-10 unit kendaraan tersebut dengan yang setara pada akhir periode. Apabila harga kendaraan meningkat, maka beban yang diakui akan lebih besar, dan laba yang dilaporkan akan lebih kecil dibandingkan dengan metode modal keuangan.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!