Ekonomi di Balik Regulasi Pelaporan Keuangan
Nama :Nia Retno SetiawatiÂ
Nim 121222046Â
DOsen :Prof.Dr,Apollo.M.Si.Ak
Pendahuluan
Â
Pelaporan keuangan memiliki peran penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pasar modal. Laporan yang transparan membantu investor dan pihak lain dalam membuat keputusan ekonomi. Namun, muncul pertanyaan klasik: apakah pasar bebas dapat mendorong keterbukaan dengan sendirinya, ataukah diperlukan regulasi formal dari pemerintah?
Â
Bab 4 dalam buku "Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach" karya Harry I. Wolk dkk. membahas persoalan ini secara mendalam dengan melihat aspek ekonomi, politik, dan konsekuensi dari regulasi pelaporan keuangan.
Â
Sejarah Regulasi Pelaporan Keuangan
 Regulasi pelaporan keuangan di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1930-an setelah terjadinya Great Depression. Untuk melindungi investor dan memulihkan kepercayaan publik, Kongres membentuk Securities and Exchange Commission (SEC) pada tahun 1934.
 SEC diberi kewenangan untuk mengatur pelaporan keuangan perusahaan publik. Namun, SEC lebih banyak mendelegasikan pembuatan standar akuntansi kepada sektor swasta. Awalnya kepada American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) melalui Committee on Accounting Procedure (CAP), kemudian kepada Accounting Principles Board (APB), dan kini kepada Financial Accounting Standards Board (FASB).
Â
Meskipun standar dibuat oleh sektor swasta, pengawasan tetap dilakukan oleh SEC untuk memastikan laporan keuangan memenuhi prinsip transparansi dan melindungi kepentingan publik.
Â
Perdebatan Laissez-Faire vs Regulasi
 Terdapat dua pandangan utama terkait regulasi pelaporan keuangan:
Â
Pendukung Laissez-Faire (Pasar Bebas)
Percaya bahwa pasar secara alami menghukum perusahaan yang tidak transparan.
Investor dapat memilih untuk tidak berinvestasi pada perusahaan dengan laporan keuangan yang buruk.
Regulasi dianggap menambah biaya dan mengurangi fleksibilitas.
Pendukung Regulasi Formal
Menilai pasar tidak selalu mampu menegakkan disiplin secara efektif.
Regulasi diperlukan untuk mengatasi kegagalan pasar, seperti asimetri informasi dan penipuan.
Menjamin adanya due process (proses yang adil dan transparan) dalam penyusunan dan penerapan kebijakan.
Â
Konsep Ekonomi dalam Regulasi
Â
Beberapa konsep ekonomi yang menjadi dasar pembahasan dalam regulasi pelaporan keuangan antara lain:
Â
Public Goods (Barang Publik):
Laporan keuangan dianggap sebagai barang publik karena manfaatnya dapat dinikmati banyak pihak tanpa mengurangi manfaat orang lain. Tanpa regulasi, perusahaan mungkin enggan memberikan informasi lengkap karena merasa tidak mendapat keuntungan langsung.Signaling (Sinyal):
Regulasi membantu menciptakan sinyal yang andal bagi investor. Perusahaan yang sehat dapat menunjukkan kualitasnya melalui kepatuhan terhadap standar pelaporan.Due Process (Proses yang Adil):
Standar akuntansi harus disusun melalui proses yang transparan dan melibatkan berbagai pihak seperti regulator, perusahaan, auditor, dan investor.
Â
Dampak Ekonomi Regulasi
Â
Regulasi pelaporan keuangan memengaruhi berbagai pihak, di antaranya:
Â
Perusahaan:
Harus menanggung biaya kepatuhan, tetapi di sisi lain mendapat manfaat berupa peningkatan kepercayaan publik.Investor:
Memiliki akses ke informasi yang lebih transparan sehingga dapat mengambil keputusan investasi dengan lebih baik.Pasar Modal:
Regulasi membantu menjaga stabilitas dan mencegah krisis akibat laporan keuangan yang menyesatkan.Pemerintah:
Lebih mudah mengawasi pajak dan mencegah manipulasi laporan keuangan.
Â
Kasus Nyata: Krisis Keuangan 2008
Â
Krisis keuangan global tahun 2008 menjadi contoh penting tentang perlunya regulasi yang efektif. Laporan keuangan yang tidak mencerminkan risiko nyata di pasar keuangan menjadi salah satu penyebab utama krisis tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak selalu dapat mengatur dirinya sendiri dan memerlukan campur tangan pemerintah.
Â
Tantangan Regulasi di Era Modern
Â
Di era digital, regulasi pelaporan keuangan menghadapi tantangan baru seperti:
Â
Adopsi teknologi blockchain dan cloud accounting.
Perlindungan data dan keamanan siber.
Kebutuhan akan standar global yang lebih seragam (misalnya IFRS).
Â
Oleh karena itu, regulasi harus terus diperbarui agar tetap relevan dengan dinamika pasar dan perkembangan teknologi.
Â
Kesimpulan
Â
Perdebatan antara laissez-faire dan regulasi formal menunjukkan bahwa tidak ada satu pendekatan yang sempurna. Namun, pengalaman sejarah dan bukti empiris memperlihatkan bahwa regulasi yang tepat diperlukan untuk melindungi investor, memastikan keadilan, dan menjaga stabilitas pasar.
Â
Regulasi yang baik tidak hanya fokus pada kepatuhan, tetapi juga menciptakan sistem pelaporan yang transparan, relevan, dan dapat diandalkan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Â
Sumber Rujukan
Â
Wolk, H. I., Tearney, M. G., & Dodd, J. L. (2017). Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach (8th ed.). Cengage Learning.
https://www.cengage.com/c/accounting-theory-a-conceptual-and-institutional-approach-8e-wolk
Ekonomi di Balik Regulasi Pelaporan Keuangan
Pendahuluan
Pelaporan keuangan memiliki peran penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pasar modal. Laporan yang transparan membantu investor dan pihak lain dalam membuat keputusan ekonomi. Namun, muncul pertanyaan klasik: apakah pasar bebas dapat mendorong keterbukaan dengan sendirinya, ataukah diperlukan regulasi formal dari pemerintah?
Bab 4 dalam buku "Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach" karya Harry I. Wolk dkk. membahas persoalan ini secara mendalam dengan melihat aspek ekonomi, politik, dan konsekuensi dari regulasi pelaporan keuangan.
Sejarah Regulasi Pelaporan Keuangan
Regulasi pelaporan keuangan di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1930-an setelah terjadinya Great Depression. Untuk melindungi investor dan memulihkan kepercayaan publik, Kongres membentuk Securities and Exchange Commission (SEC) pada tahun 1934.
SEC diberi kewenangan untuk mengatur pelaporan keuangan perusahaan publik. Namun, SEC lebih banyak mendelegasikan pembuatan standar akuntansi kepada sektor swasta. Awalnya kepada American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) melalui Committee on Accounting Procedure (CAP), kemudian kepada Accounting Principles Board (APB), dan kini kepada Financial Accounting Standards Board (FASB).
Meskipun standar dibuat oleh sektor swasta, pengawasan tetap dilakukan oleh SEC untuk memastikan laporan keuangan memenuhi prinsip transparansi dan melindungi kepentingan publik.
Perdebatan Laissez-Faire vs Regulasi
Terdapat dua pandangan utama terkait regulasi pelaporan keuangan:
Pendukung Laissez-Faire (Pasar Bebas)
Percaya bahwa pasar secara alami menghukum perusahaan yang tidak transparan.
Investor dapat memilih untuk tidak berinvestasi pada perusahaan dengan laporan keuangan yang buruk.
Regulasi dianggap menambah biaya dan mengurangi fleksibilitas.
Pendukung Regulasi Formal
Menilai pasar tidak selalu mampu menegakkan disiplin secara efektif.
Regulasi diperlukan untuk mengatasi kegagalan pasar, seperti asimetri informasi dan penipuan.
Menjamin adanya due process (proses yang adil dan transparan) dalam penyusunan dan penerapan kebijakan.
Konsep Ekonomi dalam Regulasi
Beberapa konsep ekonomi yang menjadi dasar pembahasan dalam regulasi pelaporan keuangan antara lain:
Public Goods (Barang Publik):
Laporan keuangan dianggap sebagai barang publik karena manfaatnya dapat dinikmati banyak pihak tanpa mengurangi manfaat orang lain. Tanpa regulasi, perusahaan mungkin enggan memberikan informasi lengkap karena merasa tidak mendapat keuntungan langsung.Signaling (Sinyal):
Regulasi membantu menciptakan sinyal yang andal bagi investor. Perusahaan yang sehat dapat menunjukkan kualitasnya melalui kepatuhan terhadap standar pelaporan.Due Process (Proses yang Adil):
Standar akuntansi harus disusun melalui proses yang transparan dan melibatkan berbagai pihak seperti regulator, perusahaan, auditor, dan investor.
Dampak Ekonomi Regulasi
Regulasi pelaporan keuangan memengaruhi berbagai pihak, di antaranya:
Perusahaan:
Harus menanggung biaya kepatuhan, tetapi di sisi lain mendapat manfaat berupa peningkatan kepercayaan publik.Investor:
Memiliki akses ke informasi yang lebih transparan sehingga dapat mengambil keputusan investasi dengan lebih baik.Pasar Modal:
Regulasi membantu menjaga stabilitas dan mencegah krisis akibat laporan keuangan yang menyesatkan.Pemerintah:
Lebih mudah mengawasi pajak dan mencegah manipulasi laporan keuangan.
Kasus Nyata: Krisis Keuangan 2008
Krisis keuangan global tahun 2008 menjadi contoh penting tentang perlunya regulasi yang efektif. Laporan keuangan yang tidak mencerminkan risiko nyata di pasar keuangan menjadi salah satu penyebab utama krisis tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak selalu dapat mengatur dirinya sendiri dan memerlukan campur tangan pemerintah.
Tantangan Regulasi di Era Modern
Di era digital, regulasi pelaporan keuangan menghadapi tantangan baru seperti:
Adopsi teknologi blockchain dan cloud accounting.
Perlindungan data dan keamanan siber.
Kebutuhan akan standar global yang lebih seragam (misalnya IFRS).
Oleh karena itu, regulasi harus terus diperbarui agar tetap relevan dengan dinamika pasar dan perkembangan teknologi.
Kesimpulan
Perdebatan antara laissez-faire dan regulasi formal menunjukkan bahwa tidak ada satu pendekatan yang sempurna. Namun, pengalaman sejarah dan bukti empiris memperlihatkan bahwa regulasi yang tepat diperlukan untuk melindungi investor, memastikan keadilan, dan menjaga stabilitas pasar.
Regulasi yang baik tidak hanya fokus pada kepatuhan, tetapi juga menciptakan sistem pelaporan yang transparan, relevan, dan dapat diandalkan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Sumber Rujukan
Wolk, H. I., Tearney, M. G., & Dodd, J. L. (2017). Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach (8th ed.). Cengage Learning.
https://www.cengage.com/c/accounting-theory-a-conceptual-and-institutional-approach-8e-wolk
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI